Beberapa hari yang lalu saya dapat email dari HRExcellency punya groupnya Anthony Dio Martin, bapak Kecerdasan Emosi di Indonesia, diskusi tentang “ manage your boss “. Perumpamaan yang cukup menarik yang diilustrasikan oleh mereka sehingga perlu rasanya saya coba bahas disini, walau tidak sama persis.
Ibarat
sebuah gelas berisi setengah, terdiri dari air dan minyak, minyak karena berat
jenisnya lebih ringan akan selalu berada di atas. Jika minyak kita anggap
sebagai boss sedangkan air adalah diri kita dan posisi kita di dalam
organisasi. Bagaimana caranya supaya posisi diri kita bisa semakin naik dan
semakin naik ?
Lalu
kita tambahkan air ke dalam gelas supaya levelnya naik. Kita pun akan melihat
bahwa minyak akan ikut terdorong ke atas. Kesimpulannya, kalau ingin menaikkan
level atau posisi kita, pastikan bahwa kita mendukung boss kita.
Banyak
orang berpikir bahwa mendukung boss adalah pekerjaan menjilat atau mencari
muka. Tapi apa yang diilustrasikan diatas sebenarnya adalah kenyataan yang
tidak dapat dipungkiri. Kalau Anda menginginkan karier yang lebih baik, Anda
harus belajar mendukung boss Anda.
Sayangnya,
banyak orang tidak berpikir demikian, bahkan banyak yang negatif tentang hal
ini. Ujung-ujungnya mereka jadi malas mengembangkan diri, bekerja tidak sepenuh
hati. Ketika kita tidak mau belajar dan menambah kemampuan kita, akibatnya kita
akan terus berada di level yang sama.
Banyak
orang yang mencampuradukkan antara hal yang personal dan profesional. Seorang
penjilat adalah orang yang memiliki niat untuk keuntungan pribadi. Tapi orang
yang profesional adalah orang yang melakukan sesuai profesinya. Selama bekerja
secara profesional, sesungguhnya kita sebagai karyawan tidak perlu khawatir
dicap sebagai penjilat sehingga harus menjaga jarak dengan bossnya. Tidak
menghadap jika tidak dipanggil.
Ada
beberapa tahapan yang dapat kita pelajari untuk menjadi seorang pemimpin. Tahap
pertama, adalah belajarlah memanage diri sendiri, kehidupan kita dan keluarga.
Tahap ke dua, kita belajar memanage bawahan atau team ( kalau sudah punya
bawahan ) atau sering disebut memimpin ke bawah. Tahap ke tiga, belajar
memanage kolega, rekan sejawat atau memimpin ke samping. Tahap ke empat,
belajar memanage your boss, atau memimpin ke atas.
Ada
pertanyaan yang muncul, bagaimana kalau Boss tersebut tidak layak didukung ?
Memang tidak semua Boss berkualitas, itu fakta yang terjadi. Jika kita sudah
tidak suka, tetapi tidak bisa keluar dan tetap berada dalam situasi itu,
mungkin ide terbaik adalah mengalah untuk menang. Bagaimanapun, nasib dan masa
depan tetap ditentukan oleh Boss kita.
Sun Tzu
mengatakan, “ Jangan pernah bertempur di medan pertempuran yang tidak akan
pernah bisa kita menangkan. ” Bertempur melawan Boss adalah pertempuran yang
sulit dimenangkan. Daripada melawan, langkah terbaik adalah belajar bagaimana
memanage dia, karena nasib kita untuk sementara tergantung kepadanya.
Kesimpulannya,
Manage Your Boss = Manage Your Career. Setuju ?
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Terima kasih Motivasinya Pak.
BalasHapusSudah menjadi kewajiban seorang pekerja harus bisa menjalankan apa yang diinginkan/intruksikan oleh atasannya dalam pekerjaan..dengan demikian sudah merupakan bentuk dukungan kepada atasan dan Perusahaannya ditempatnya bekerja.
Jika seorang pekerja bekerja dengan baik , pekerjapun akan dapat merasakan hasilnya Perusahaan Maju pekerjapun akan merasakan hasil dari kemajuan Perusahaannya.
Salam Sukses , Hidup Luar Biasa.
Sama-sama, pak Samun. Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.
HapusPak Han...satu kata untuk artikel ini....SETUJU...Saya suka bahan perumpamaan diatas...tapi memang betul sepereti yang dituliskan Memanage diri adalah langkah paling awal untuk memulai memanage yang lainnya....Salam Sukses Hidup Luar Biasa....
BalasHapusKalau setuju, bagikan kepada teman-teman yaa....
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.