Selasa, 15 April 2014

Godaan


“Jadi pengawas atau manajer SPBU banyak godaannya,” itu yang saya lontarkan di depan para operator yang ikut wawancara untuk promosi menjadi seorang pengawas. Setiap hari mengurusi uang tunai ratusan juta yang bukan miliknya, karena sistim pembayaran di SPBU masih pakai uang kontan, belum banyak yang memakai kartu kredit atau debit.

 Semakin tinggi jabatan dan kekuasaan Anda semakin besar godaan Anda. Oleh karena itu Anda harus waspada dan sadar sepenuhnya terhadap segala bentuk godaan. Anda harus sadar sepenuhnya akan keberadaan Anda, akan posisi dan kekuasaan yang Anda miliki.

Seorang pejabat pemerintah akan selalu digoda oleh pengusaha yang ingin berbisnis. Seorang polisi akan digoda oleh para pelanggar hukum. Petugas Lembaga Pemasyarakatan akan digoda oleh para penghuni sel. Mahkamah Agung, anggota DPR, KPU, KPK semuanya rentan terhadap upaya godaan uang.

Kesemuanya itu berasal dari satu sumber, “ Uang ”. Seorang bijak Sophocles pernah mengingatkan kita, ” Tak ada satu hal pun di dunia yang paling meruntuhkan moral selain uang.” Semua orang di dunia membutuhkan uang. Dan harus diakui bahwa kita semua sibuk mencari uang untuk hidup yang layak. 

Wajar saja kalau kita tergoda karena kita memang mencarinya. Kita memang perlu memiliki uang untuk menjalani hidup tapi uang hanya berfungsi sebagai alat. Godaan terbesar uang adalah kalau kita mengubah pandangan dari “ menguasasi “ menjadi “ dikuasai “ oleh uang. Seharusnya, kita lah yang menjadi tuannya.

Akibat tidak tahan terhadap godaan uang, seringkali kita bertukar posisi menjadi dikuasai oleh uang. Tanda-tanda penyakit ini adalah ketika Anda mulai merasa takut kehilangan kedudukan Anda. Ini berarti Anda telah dikuasai oleh uang. Hal itu akan menghilangkan kebebasan Anda mengungkapkan kebenaran.

Pandangan kita terhadap uang juga perlu kita telaah kembali. Urutan yang benar adalah be-do-have yaitu menjadi-melakukan-memiliki. Tapi kita sering melakukannya dengan urutan yang salah yaitu secara terbalik, yaitu have-do-be.

Kita berusaha memiliki sebanyak mungkin uang (have), agar kita dapat melakukan sesuatu (do) dan menganggap kalau itu tercapai kita menjadi bahagia (be). Padahal yang perlu kita lakukan adalah yang pertama dan utama adalah menjadi diri sendiri (be), kemudian melakukan apa yang harus dilakukan (do), dengan begitu kita memiliki apa yang kita inginkan (have).

Seringkali kita menyamakan uang dengan kebahagiaan, padahal uang adalah apa yang kita dapatkan (have), sedangkan kebahagiaan adalah sesuatu yang ada di dalam diri kita sendiri (be). Apabila kita mengurutkan prinsip tadi dengan benar, maka kebahagiaan ada terlebih dulu. Kebahagiaan adalah sesuatu yang tidak tergantung pada apa yang kita miliki.

Uang memang bukanlah segalanya.  Orang-orang bijak bahkan selalu mengingatkan bahwa yang penting di dalam hidup adalah segala sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang. Kebahagiaan, cinta, kesehatan, rasa damai dalam hati, rasa percaya dengan orang lain,  dan kesadaran sempurna.  Hidup hanya sekali, hiduplah dengan penuh keberkahan dengan berada dalam lingkaran kebaikan.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Terima kasih Motivasinya Pak.
    Janganlah kita menjadi seseorang yang salah jalan dalam kehidupan kita karena uang....kejujuran salah satu modal untuk menuju jalan sukses.

    Salam Sukses , Hidup Luar Biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, pak Samun. Kejujuran adalah modal utama dalam kehidupan. Hidup hanya sekali, hiduplah dengan luar biasa !!

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus