Senin, 07 April 2014

Be Your Self


Seorang putri sopir kendaraan umum terpaksa harus mengambil pelajaran pahit mengenai tidak menjadi diri sendiri. Dia ingin sekali menyanyi, sayang dia memiliki wajah yang buruk. Mulutnya lebar dan giginya tonggos. 

Ketika pertama kali bernyanyi dia bernyanyi di depan umum di suatu klab malam, dia mencoba menarik bibir atasnya ke bawah menutupi giginya. Dia mencoba bergaya hebat. Dan hasilnya dia menjadi bahan tertawaan. Kegagalan sudah menghadang di depan pintu. 

Namun, ada seorang laki-laki disitu yang memperhatikan dan melihat penyanyi tadi berbakat. Dia berkata, “ Saya telah menyaksikan penampilanmu dan saya tahu yang hendak kau sembunyikan. Kau malu akan gigimu !” Gadis itu malu sekali, tetapi laki-laki itu melanjutkan, “ Kenapa malu ? Apa salahnya mempunyai gigi tonggos ? Jangan mencoba menyembunyikannya ! Bukalah mulutmu, dan pendengar akan senang kalau melihat kau tidak malu. Bahkan gigimu yang tonggos mungkin bisa mendatangkan kemujuran.”

Cass Daley menuruti nasihatnya dan melupakan soal giginya. Semenjak itu, dia hanya memikirkan pendengarnya. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan bernyanyi penuh suka cita dan semangat sampai dia tenar sebagai artis film dan radio.

Menurut para ahli, rata-rata orang hanya mampu mengembangkan sepuluh persen dari kemampuan mentalnya yang tersembunyi. Yang dimaksudkan adalah bagi orang-orang yang belum pernah menemukan jati dirinya sendiri. Dengan demikian, maka sampai sekarang kehidupan manusia masih terhambat banyak. Manusia memiliki berbagai macam kekuatan, namun gagal memanfaatkannya.

Sejak jaman Yunani kuno, Aristoteles sudah merasa bahwa ada kebahagiaan lain yang melebihi kebahagiaan yang sekedar memberikan rasa senang, seperti membeli mobil baru, merasakan nikmatnya mabuk setelah meminum alkohol, melakukan hubungan seks dan lain-lain. Aristoteles menamakan kebahagiaan “lain” ini sebagai kebahagiaan Eudamonic, yaitu saat seseorang merasa potensi hidupnya telah berjalan secara maksimal.

Beberapa peneliti di jaman modern ini mencoba membuktikan perkataan Aristoteles. Mereka menemukan bahwa dalam kehidupan, orang akan menemukan kebahagiaan lain atau kebahagiaan Eudamonic. Mereka menemukan bahwa setelah menjalani kebahagian Eudamonic, orang merasa hidupnya lebih memuaskan, merasa bahwa hidupnya lebih memiliki arti, dan merasakan emosi yang lebih positif. Sebagai contoh, perasaaan kita saat berhasil mencapai cita-cita yang sudah lama kita mimpikan.

Salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan Eudamonic adalah dengan menjadi diri sendiri. Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang akuntan yang merasa bahwa dia lebih senang menjadi seorang pelukis. Tentu dia akan merasa lebih bahagia jika dia beralih profesi menjadi seorang pelukis atau setidaknya mendapat kesempatan ikut kegiatan melukis di akhir pekan.

Menjadi diri sendiri memang membutuhkan usaha dan keberanian. Kita harus bersedia mendengarkan dan menerima pikiran-pikiran tergelap kita. Kita juga harus mencoba mengikuti keinginan terdalam kita walaupun mendapatkan tekanan dari mana-mana termasuk dari keluarga atau lingkungan di sekitar kita. Menjadi diri sendiri memang memiliki resiko sendiri, tetapi bukankah kita semua ingin hidup bahagia dan sejahtera ? Menjadi jujur dan mencintai apa yang kita lakukan akan membuat kita menjadi diri sendiri. Be your self !

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar