Seorang putri sopir kendaraan umum terpaksa harus mengambil pelajaran pahit
mengenai tidak menjadi diri sendiri. Dia ingin sekali menyanyi, sayang dia
memiliki wajah yang buruk. Mulutnya lebar dan giginya tonggos.
Ketika
pertama kali bernyanyi dia bernyanyi di depan umum di suatu klab malam, dia
mencoba menarik bibir atasnya ke bawah menutupi giginya. Dia mencoba bergaya
hebat. Dan hasilnya dia menjadi bahan tertawaan. Kegagalan sudah menghadang di
depan pintu.
Namun,
ada seorang laki-laki disitu yang memperhatikan dan melihat penyanyi tadi
berbakat. Dia berkata, “ Saya telah menyaksikan penampilanmu dan saya tahu yang
hendak kau sembunyikan. Kau malu akan gigimu !” Gadis itu malu sekali, tetapi
laki-laki itu melanjutkan, “ Kenapa malu ? Apa salahnya mempunyai gigi tonggos
? Jangan mencoba menyembunyikannya ! Bukalah mulutmu, dan pendengar akan senang
kalau melihat kau tidak malu. Bahkan gigimu yang tonggos mungkin bisa
mendatangkan kemujuran.”
Cass
Daley menuruti nasihatnya dan melupakan soal giginya. Semenjak itu, dia hanya
memikirkan pendengarnya. Dia membuka mulutnya lebar-lebar dan bernyanyi penuh
suka cita dan semangat sampai dia tenar sebagai artis film dan radio.
Menurut
para ahli, rata-rata orang hanya mampu mengembangkan sepuluh persen dari
kemampuan mentalnya yang tersembunyi. Yang dimaksudkan adalah bagi orang-orang
yang belum pernah menemukan jati dirinya sendiri. Dengan demikian, maka sampai
sekarang kehidupan manusia masih terhambat banyak. Manusia memiliki berbagai
macam kekuatan, namun gagal memanfaatkannya.
Sejak
jaman Yunani kuno, Aristoteles sudah merasa bahwa ada kebahagiaan lain yang
melebihi kebahagiaan yang sekedar memberikan rasa senang, seperti membeli mobil
baru, merasakan nikmatnya mabuk setelah meminum alkohol, melakukan hubungan
seks dan lain-lain. Aristoteles menamakan kebahagiaan “lain” ini sebagai
kebahagiaan Eudamonic, yaitu saat seseorang merasa potensi hidupnya telah
berjalan secara maksimal.
Beberapa
peneliti di jaman modern ini mencoba membuktikan perkataan Aristoteles. Mereka
menemukan bahwa dalam kehidupan, orang akan menemukan kebahagiaan lain atau
kebahagiaan Eudamonic. Mereka menemukan bahwa setelah menjalani kebahagian
Eudamonic, orang merasa hidupnya lebih memuaskan, merasa bahwa hidupnya lebih
memiliki arti, dan merasakan emosi yang lebih positif. Sebagai contoh,
perasaaan kita saat berhasil mencapai cita-cita yang sudah lama kita mimpikan.
Salah
satu cara untuk mencapai kebahagiaan Eudamonic adalah dengan menjadi diri
sendiri. Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang akuntan yang merasa bahwa dia
lebih senang menjadi seorang pelukis. Tentu dia akan merasa lebih bahagia jika
dia beralih profesi menjadi seorang pelukis atau setidaknya mendapat kesempatan
ikut kegiatan melukis di akhir pekan.
Menjadi
diri sendiri memang membutuhkan usaha dan keberanian. Kita harus bersedia
mendengarkan dan menerima pikiran-pikiran tergelap kita. Kita juga harus
mencoba mengikuti keinginan terdalam kita walaupun mendapatkan tekanan dari mana-mana
termasuk dari keluarga atau lingkungan di sekitar kita. Menjadi diri sendiri
memang memiliki resiko sendiri, tetapi bukankah kita semua ingin hidup bahagia
dan sejahtera ? Menjadi jujur dan mencintai apa yang kita lakukan akan membuat
kita menjadi diri sendiri. Be your self !
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.