Sabtu, 14 Juni 2014

Dengarkan Suara Hati


Suatu kali seorang pemilik sebuah perusahaan kontraktor datang dan meminta saran pada seorang trainer. Walaupun penghasilannya cukup, tetapi ia merasa kurang bahagia dengan pekerjaannya. Ia telah menekuninya selama lima belas tahun dan ia merasa sudah jenuh. Ia menginginkan sesuatu yang lain.

Ketika trainer itu menanyakan bidang apa yang ingin ia kerjakan, ia menjawab  datar tanpa emosi, “ Selama ini saya telah mempelajari property dan investasi, karena saya kenal beberapa orang yang sukses di bidang-bidang itu. Mungkin saya mau mencoba pindah ke usaha itu.”

Karena dia mengatakannya tanpa emosi, maka trainer itu pun berkata, “ Mungkin perlu Anda pertimbangkan pilihan lain. Tidak ada emosi dalam perkataan Anda. Yang berbicara bukan hati Anda, tapi pikiran Anda, dan pilihan-pilihan tersebut tidak mencerminkan kekuatan hasrat Anda.”

“ Kalau begitu, “ katanya, “ Saya rasa saya benar-benar tidak tahu apa yang saya inginkan.”

“ Apa sih yang membuat Anda bersemangat ?”

Tiba-tiba wajahnya menjadi cerah, dan ia berkata,” Jantung saya berdebar jika saya membayangkan melakukan yang satu ini sebab benar-benar mengasyikkan untuk saya.” Sebelum menjelaskan apa, ia menambahkan tetapi saya tidak melihat bagaimana saya memperoleh penghasilan yang baik dengan melakukan itu.”

“ Buang dulu kalimat terakhirnya, coba Anda lebih jelas katakan apa itu,” kata saya.

“ Saya senang berbicara di depan orang banyak seperti Anda. Saya sudah mengikuti kursus menjadi trainer dan pembicara. Saya sungguh suka menjadi pembicara publik dan membantu orang dalam kehidupan mereka. Itulah yang benar-benar saya ingin lakukan, tapi saya tidak melihat bagaimana saya dapat mewujudkannya sambil tentram dalam soal keuangan.”

Pikiran pengusaha tadi mengalahkan hatinya, sehingga menghalangi hasratnya. Beberapa orang telah sukses mencari nafkah sebagai pembicara. Lalu trainer itu berkata,” Percayalah, itu dapat dilakukan dan Anda pun bisa melakukannya.” Sejak itu dia pun mulai belajar untuk tampil lebih sering dan berkenalan dengan trainer-trainer terkenal, demi hasrat hatinya.

Setelah mengikuti salah satu  seminar, seorang pemuda datang dan bertanya kepada trainer yang sama, apakah ia boleh mengikutinya. Katanya, “ Ia ingin menjadi persis seperti sang trainer.” Ia ingin sang trainer menjadi mentornya. 

Walaupun tersanjung, trainer itu belum yakin dengan hasrat dari pemuda tersebut. Untuk menguji keseriusan dan semangat pemuda itu, maka diberikanlah beberapa tugas untuk dipelajari di rumah. Tugasnya adalah mempelajari dan menguasai program dari sang trainer. Apabila sudah selesai ia harus menghubungi dan mengatur waktu untuk bertemu lagi.

Sejak itu, tidak pernah terdengar kabar dari pemuda itu. Permintaan dan keinginannya hanyalah angan-angan. Begitu tahu syarat yang harus ditempuh, ia melupakan keinginannya dan berhenti mengupayakannya, sebab keinginannya bukanlah hasrat sungguh-sungguh yang ia inginkan.

Seringkali kita seperti mereka, tidak dapat menemukan apa yang kita inginkan dalam hidup yang singkat ini, karena kita lebih memilih menggunakan pikiran ketimbang hati kita. Diperlukan reaksi emosional yang tinggi untuk menggerakkan Anda mengenal diri sendiri pada tingkat yang mungkin belum pernah Anda jajaki, dengan menjadi orang tertentu, memiliki hal tertentu atau melaksanakan hal tertentu. Dengarkanlah suara hatimu.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar