Suatu kali seorang pemilik sebuah perusahaan kontraktor datang dan meminta saran pada seorang trainer. Walaupun penghasilannya cukup, tetapi ia merasa kurang bahagia dengan pekerjaannya. Ia telah menekuninya selama lima belas tahun dan ia merasa sudah jenuh. Ia menginginkan sesuatu yang lain.
Ketika
trainer itu menanyakan bidang apa yang ingin ia kerjakan, ia menjawab datar tanpa emosi, “ Selama ini
saya telah mempelajari property dan investasi, karena saya kenal beberapa orang
yang sukses di bidang-bidang itu. Mungkin saya mau mencoba pindah ke usaha
itu.”
Karena
dia mengatakannya tanpa emosi, maka trainer itu pun berkata, “ Mungkin perlu
Anda pertimbangkan pilihan lain. Tidak ada emosi dalam perkataan Anda. Yang
berbicara bukan hati Anda, tapi pikiran Anda, dan pilihan-pilihan tersebut
tidak mencerminkan kekuatan hasrat Anda.”
“ Kalau
begitu, “ katanya, “ Saya rasa saya benar-benar tidak tahu apa yang saya
inginkan.”
“ Apa
sih yang membuat Anda bersemangat ?”
Tiba-tiba
wajahnya menjadi cerah, dan ia berkata,” Jantung saya berdebar jika saya
membayangkan melakukan yang satu ini sebab benar-benar mengasyikkan untuk
saya.” Sebelum menjelaskan apa, ia menambahkan tetapi saya tidak melihat
bagaimana saya memperoleh penghasilan yang baik dengan melakukan itu.”
“ Buang
dulu kalimat terakhirnya, coba Anda lebih jelas katakan apa itu,” kata saya.
“ Saya
senang berbicara di depan orang banyak seperti Anda. Saya sudah mengikuti
kursus menjadi trainer dan pembicara. Saya sungguh suka menjadi pembicara
publik dan membantu orang dalam kehidupan mereka. Itulah yang benar-benar saya
ingin lakukan, tapi saya tidak melihat bagaimana saya dapat mewujudkannya
sambil tentram dalam soal keuangan.”
Pikiran
pengusaha tadi mengalahkan hatinya, sehingga menghalangi hasratnya. Beberapa
orang telah sukses mencari nafkah sebagai pembicara. Lalu trainer itu berkata,”
Percayalah, itu dapat dilakukan dan Anda pun bisa melakukannya.” Sejak itu dia
pun mulai belajar untuk tampil lebih sering dan berkenalan dengan
trainer-trainer terkenal, demi hasrat hatinya.
Setelah
mengikuti salah satu seminar,
seorang pemuda datang dan bertanya kepada trainer yang sama, apakah ia boleh
mengikutinya. Katanya, “ Ia ingin menjadi persis seperti sang trainer.” Ia
ingin sang trainer menjadi mentornya.
Walaupun
tersanjung, trainer itu belum yakin dengan hasrat dari pemuda tersebut. Untuk
menguji keseriusan dan semangat pemuda itu, maka diberikanlah beberapa tugas
untuk dipelajari di rumah. Tugasnya adalah mempelajari dan menguasai program
dari sang trainer. Apabila sudah selesai ia harus menghubungi dan mengatur
waktu untuk bertemu lagi.
Sejak
itu, tidak pernah terdengar kabar dari pemuda itu. Permintaan dan keinginannya
hanyalah angan-angan. Begitu tahu syarat yang harus ditempuh, ia melupakan
keinginannya dan berhenti mengupayakannya, sebab keinginannya bukanlah hasrat
sungguh-sungguh yang ia inginkan.
Seringkali
kita seperti mereka, tidak dapat menemukan apa yang kita inginkan dalam hidup
yang singkat ini, karena kita lebih memilih menggunakan pikiran ketimbang hati
kita. Diperlukan reaksi emosional yang tinggi untuk menggerakkan Anda mengenal
diri sendiri pada tingkat yang mungkin belum pernah Anda jajaki, dengan menjadi
orang tertentu, memiliki hal tertentu atau melaksanakan hal tertentu.
Dengarkanlah suara hatimu.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.