Secara logika saya tahu bahwa seharusnya saya tidak merokok, karena merokok membahayakan diri saya dan orang-orang di sekitar saya, serta hanya membuang-buang uang. Secara emosi, saya terus melakukannya karena dengan merokok saya merasa nyaman, tenang dan terkendali. Bahkan ada teman perokok yang lebih ekstrim mengatakan macet otak kalau tidak merokok.
Kesimpulan
tadi menyebutkan bahwa perilaku seseorang lebih berdasarkan emosi daripada
logika. Apa yang seseorang lakukan lebih berdasarkan apa yang ingin ia lakukan
daripada yang seharusnya ia lakukan. Anda tahu tindakan apa yang harus Anda
tempuh untuk mencapai tujuan, tetapi secara emosional mungkin tertahan oleh
berbagai perasaan enggan, kurang antusias bahkan takut.
Ada dua
macam emosi yang mendorong
kita secara konstan yaitu emosi positif dan emosi negatif. Kita terdorong untuk
melakukan karena ingin bergerak menuju emosi positif seperti kebahagiaan,
keamanan, kekuatan, sukses dan kebebasan. Kita akan menjauh dari emosi negatif
seperti depresi, ketakutan, kesakitan, kehilangan atau ketidakamanan.
Emosi-emosi
ini, baik positif dan negatif memiliki nilai yang berbeda untuk setiap orang,
tentang seberapa penting emosi-emosi itu bagi orang tersebut.Bagi sebagian
orang, cinta dinilai lebih tinggi daripada kesuksesan. Sementara bagi yang
lain, kesuksesan dianggap prioritas utama dibandingkan cinta.
Emosi-emosi
positif ini dapat diurutkan berdasarkan prioritas emosi yang paling didambakan
oleh masing-masing orang. Itulah nilai yang mereka tuju. Sedangkan emosi-emosi
negatif juga dapat diurutkan berdasarkan emosi menyakitkan yang paling kita
hindari. Itulah nilai yang kita jauhi.
Seorang
wanita karier berkomentar bahwa dirinya sukses karena didorong kecintaannya
kepada keluarga. Keluarganya selalu ada di dalam pikirannya, sehingga
menggerakkan hari-harinya yang penuh semangat. Wanita ini termotivasi untuk
memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang dicintainya. Nilai yang ia tuju
sejalan dengan tujuannya menjadi sukses demi keluarga.
Lain
lagi dengan pria yang satu ini, ia mengatakan bahwa yang mendorongnya sukses
bukan keluarga melainkan sensasi atau kepuasan menjadi yang terbaik di
bidangnya. Pria ini amat menjunjung tinggi pencapaian dan penghargaan, inilah
nilai yang ia tuju. Bersamaan itu, emosi paling menyakitkan baginya adalah
menjadi nomor dua, nilai yang ia jauhi. Kedua nilai itu sejalan dengan
tujuannya untuk selalu dalam kinerja prima mencapai sukses.
Madonna
dan Bunda Theresa membuat pilihan yang berbeda dan menciptakan hasil yang
berbeda, tapi mereka berdua sukses. Sukses menurut definisi mereka sendiri.
Bagi Madonna, sukses mungkin berarti menyentuh jutaan orang dengan musiknya.
Sedangkan bagi mendiang Bunda Theresa mungkin dengan memberi makan sepuluh juta
anak yang kelaparan.
Jika
Anda mendapati bahwa nilai-nilai hidup Anda tidak tersusun dengan baik dan
tidak dapat menggerakkan Anda untuk meraih tujuan hidup Anda, inilah saatnya
Anda mendesain ulang dan mengendalikan nilai-nilai Anda.
Definisikanlah
arti sukses bagi Anda, lalu gunakan emosi-emosi positif atau negatif yang
paling mendorong Anda. Manfaatkanlah emosi positif yang paling Anda dambakan
dan emosi paling menyakitkan yang Anda jauhi, mana yang paling memotivasi Anda
memperoleh kesuksesan seperti yang Anda inginkan. Temukan pendorong Anda !
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Dalam hidup saya untuk jadi orang No 1 bukan tujuan saya tp demi keluarga saya akan lakukan yang terbaik dan jadi terbaik .
BalasHapusApakah prinsip saya salah ya Pak .... mohon pencerahan . matur thankw
Salam hidup Luar Biasa ....
Tidak salah, mas Guruh. Pendorong Anda berarti adalah untuk keluarga, orang-orang yang Anda cintai. Gunakanlah hal itu untuk menggapai sukses, untuk selalu memotivasi Anda ketika Anda kurang bersemangat. Buatlah mereka bangga dengan apa yang Anda lakukan.
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.
luar biasa Pak Han .....
Hapusn matur suwun pencerahannya
mudah mudahan selalu jadi motivasi buat saya
Salam Hidup Luar Biasa .....