Senin, 16 Juni 2014

Mengembangkan Kesadaran Diri


Dua hari berturut-turut saya mengikuti rapat sebagai peserta bukan pemimpin rapat. Rapatnya berjalan sangat membosankan, yang memimpin bicaranya tidak runtut dan muter-muter, tidak jelas. Anda pasti bisa merasakan apa yang saya rasakan. Tidak hanya itu, tujuan rapat akhirnya tidak tercapai.

Saya termasuk orang yang malas mengadakan rapat, kecuali sudah dipersiapkan lebih dulu dengan baik sebelum rapat. Lalu saya membayangkan, seandainya yang bicara adalah saya atau Anda. Apa yang dibicarakan orang ketika bicara kita bertele-tele, mbulet dan susah dipahami. Seperti apakah perasaan Anda ketika itu ? Sadarkah kita kalau cara bicara kita kurang berkelas ?

Seorang manajer baru keuangan dari sebuah rumah sakit memimpin rapat tim yang terdiri dari staf penagihan dan para kepala departemen klinis. Sebagai orang baru disitu, dia memahami perbedaan alami yang ada pada gaya masing-masing pribadi, sehingga ia merasa perlu membuka rapat dengan strategi yang membuat akrab.

Ia berusaha melontarkan lelucon sebagai penghangat suasana yang membebaskan orang tertawa  dengan harapan interaksi antar mereka akan lebih efektif. Namun upayanya melontarkan humor tidak menciptakan suasana yang ia harapkan. Ia bertanya-tanya dan meminta masukan dari seorang rekan.

Rekannya mengatakan bahwa humor yang ia sampaikan terlampau vulgar, sehingga beberapa orang anggota tim menganggap gaya komedinya sombong dan menghina, bahkan membuat suasana tidak nyaman. Dengan masukan itu, ia menghapus upaya melempar lelucon pada rapat berikutnya.

Setelah berkonsultasi dengan sang rekan, akhirnya ia mencoba untuk membuat dokumen potongan komik dan kartun lucu yang ia sesuaikan dengan agenda rapat. Hasilnya, orang-orang menyambut upayanya menyajikan humor dan mengagumi kreavitasnya. Mereka tertawa gembira, dan lebih siap ketika rapat dimulai.

Minatnya untuk memahami diri sendiri, diperkuat kesadaran bahwa ia memang tidak dapat melucu dengan baik, menghasilkan masukan yang bermanfaat dan terbentuknya sebuah perilaku baru yang jauh lebih sukses. 

Mencari masukan merupakan pencarian terus menerus. Gunakan masukan untuk memastikan Anda berada di jalur yang benar. Bahkan, saat segalanya berjalan dengan baik sekalipun karena masukan tetap mampu memberikan petunjuk yang sangat berharga. Sudut pandang yang berbeda menambah keluasan dan kedalaman berbagai masukan.

Jika kita mampu menilai diri secara lebih cermat sehingga menjadi semakin percaya diri, kita tidak akan mudah melakukan tindakan yang menuruti kata hati atau sesuatu yang menghancurkan diri sendiri atau hubungan kita. 

Mengembangkan kesadaran diri merupakan proses seumur hidup. Diperlukan minat yang besar untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang diri kita, sehingga memudahkan kita untuk menjaga kendali diri dalam membangun hubungan dengan orang lain. Semakin besar pemahaman kita atas diri kita sendiri akan menjadi modal dasar bagi rencana pengembangan kualitas pribadi seseorang menjadi orang yang luar biasa.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Guruh Kurniawan eRTe ne . ?@@@@16 Juni 2014 pukul 20.22

    Maaf Pak Han Masih Blajar . . .
    saya baru bisa ambil satu kalimat menarik buat saya " Semakin besar pemahaman kita atas diri kita sendiri akan menjadi modal dasar bagi rencana pengembangan kualitas pribadi diri kita menjadi orang yang luar biasa"

    mudah mudahan selalu menjadi inspirasi dalam hidup saya

    Salam Hidup Luar Biasa ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Guruh, tidak usah pakai maaf, hehehe...kita semua juga masih belajar, karena belajar juga proses seumur hidup. Mungkin dalam hal ini saya menjadi guru Anda, tapi dalam hal lain saya menjadi murid Anda. Tetaplah belajar unruk meraih hidup luar biasa.

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus