Dua hari berturut-turut saya mengikuti rapat sebagai peserta bukan pemimpin rapat. Rapatnya berjalan sangat membosankan, yang memimpin bicaranya tidak runtut dan muter-muter, tidak jelas. Anda pasti bisa merasakan apa yang saya rasakan. Tidak hanya itu, tujuan rapat akhirnya tidak tercapai.
Saya
termasuk orang yang malas mengadakan rapat, kecuali sudah dipersiapkan lebih
dulu dengan baik sebelum rapat. Lalu saya membayangkan, seandainya yang bicara
adalah saya atau Anda. Apa yang dibicarakan orang ketika bicara kita
bertele-tele, mbulet dan susah dipahami. Seperti apakah perasaan Anda ketika
itu ? Sadarkah kita kalau cara bicara kita kurang berkelas ?
Seorang
manajer baru keuangan dari sebuah rumah sakit memimpin rapat tim yang terdiri
dari staf penagihan dan para kepala departemen klinis. Sebagai orang baru
disitu, dia memahami perbedaan alami yang ada pada gaya masing-masing pribadi,
sehingga ia merasa perlu membuka rapat dengan strategi yang membuat akrab.
Ia
berusaha melontarkan lelucon sebagai penghangat suasana yang membebaskan orang tertawa dengan harapan interaksi antar mereka
akan lebih efektif. Namun upayanya melontarkan humor tidak menciptakan suasana
yang ia harapkan. Ia bertanya-tanya dan meminta masukan dari seorang rekan.
Rekannya
mengatakan bahwa humor yang ia sampaikan terlampau vulgar, sehingga beberapa
orang anggota tim menganggap gaya komedinya sombong dan menghina, bahkan
membuat suasana tidak nyaman. Dengan masukan itu, ia menghapus upaya melempar
lelucon pada rapat berikutnya.
Setelah
berkonsultasi dengan sang rekan, akhirnya ia mencoba untuk membuat dokumen
potongan komik dan kartun lucu yang ia sesuaikan dengan agenda rapat. Hasilnya,
orang-orang menyambut upayanya menyajikan humor dan mengagumi kreavitasnya.
Mereka tertawa gembira, dan lebih siap ketika rapat dimulai.
Minatnya
untuk memahami diri sendiri, diperkuat kesadaran bahwa ia memang tidak dapat
melucu dengan baik, menghasilkan masukan yang bermanfaat dan terbentuknya
sebuah perilaku baru yang jauh lebih sukses.
Mencari
masukan merupakan pencarian terus menerus. Gunakan masukan untuk memastikan
Anda berada di jalur yang benar. Bahkan, saat segalanya berjalan dengan baik
sekalipun karena masukan tetap mampu memberikan petunjuk yang sangat berharga.
Sudut pandang yang berbeda menambah keluasan dan kedalaman berbagai masukan.
Jika
kita mampu menilai diri secara lebih cermat sehingga menjadi semakin percaya
diri, kita tidak akan mudah melakukan tindakan yang menuruti kata hati atau
sesuatu yang menghancurkan diri sendiri atau hubungan kita.
Mengembangkan
kesadaran diri merupakan proses seumur hidup. Diperlukan minat yang besar untuk
mempelajari sebanyak mungkin tentang diri kita, sehingga memudahkan kita untuk
menjaga kendali diri dalam membangun hubungan dengan orang lain. Semakin besar
pemahaman kita atas diri kita sendiri akan menjadi modal dasar bagi rencana
pengembangan kualitas pribadi seseorang menjadi orang yang luar biasa.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Maaf Pak Han Masih Blajar . . .
BalasHapussaya baru bisa ambil satu kalimat menarik buat saya " Semakin besar pemahaman kita atas diri kita sendiri akan menjadi modal dasar bagi rencana pengembangan kualitas pribadi diri kita menjadi orang yang luar biasa"
mudah mudahan selalu menjadi inspirasi dalam hidup saya
Salam Hidup Luar Biasa ...
Mas Guruh, tidak usah pakai maaf, hehehe...kita semua juga masih belajar, karena belajar juga proses seumur hidup. Mungkin dalam hal ini saya menjadi guru Anda, tapi dalam hal lain saya menjadi murid Anda. Tetaplah belajar unruk meraih hidup luar biasa.
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.