Beberapa hari lalu saya terpaksa ambil darah untuk diperiksakan ke laboratorium, karena sudah dua minggu puyeng-puyeng terus. Firasatku ternyata benar, hasilnya trigliserida dan kolesterol jelek. Saran dokter merubah pola makan dan berolah raga secara teratur, sama diberi obat dua macam untuk dua puluh hari.
Kebiasaan
makan santan, gorengan dan telor, daging yang berlemak setiap hari, sulit
sekali dihindari karena merupakan kesukaan. Berolah raga juga berat sekali
memulainya. Dua bulan yang lalu saya membeli sepeda tujuannya untuk cari
keringat setiap pagi. Baru saya pakai dua kali putaran pendek, kemudian saya
lupakan, sepeda hanya bersandar di dinding.
Treadmill
yang saya beli tiga tahun lalu masih tersedia di lantai atas, juga jarang
dipergunakan lagi, sesekali saja anak dan isteri yang pakai, tidak rutin.
Merubah kebiasaan lama, atau pun memulai kebiasaan baru, sama sulitnya. Perlu
hasrat yang besar untuk merubah kebiasaan.
Sewaktu
Anda bangun tadi pagi, apa yang Anda lakukan pertama kali ? Apakah Anda minum
segelas air putih atau langsung segera mandi, atau memeriksa gadget Anda ? Anda
menyikat gigi sesudah mandi atau sebelum mandi ? Mengikat tali sepatu kiri atau
kanan terlebih dahulu ? Rute mana yang Anda tempuh setiap hari berangkat ke
kantor ?
Di
dalam keseharian hidup kita, sejauh memiliki bentuk yang pasti, hanyalah
sekumpulan kebiasaan. Sebagian besar yang kita buat setiap hari mungkin terasa
sebagai pilihan membuat keputusan yang dipertimbangkan dengan baik, padahal
sebenarnya bukan. Pilihan-pilihan itu merupakan kebiasaan. Satu makalah yang diterbitkan
oleh seorang peneliti dari Duke University pada 2006 menemukan bahwa 40 persen
lebih tindakan yang dilakukan orang setiap hari bukanlah keputusan sungguhan,
melainkan kebiasaan.
Di kamp
pelatihan militer, seorang tentara telah menyerap kebiasaan mengisi senjata,
tidur di zona perang, mempertahankan fokus di tengah kekacauan pertempuran, dan
mengambil keputusan saat kelelahan dan kerepotan. Kebiasaan berjalan dengan
tegap, berolah raga setiap hari, berkomunikasi dengan teman-teman seasrama, dan
lain-lain. Kebiasaan-kebiasaan itulah yang telah menggembleng seseorang yang
sebelumnya biasa menjadi seseorang yang sama sekali berbeda.
Tidak
hanya orang perorangan yang bisa melakukan pergeseran semacam itu. Ketika
perusahaan berfokus mengubah kebiasaan, keseluruhan organisasi bisa berubah.
Perusahaan-perusahaan besar telah menyambar wawasan itu untuk membentuk budaya
bagaimana suatu pekerjaan diselesaikan, bagaimana pegawai melayani dan
berkomunikasi dengan pelanggan, sehingga tanpa disadari dapat merubah bagaimana
orang berbelanja.
Memahami
kebiasaan adalah hal penting yang saya pelajari. Tidak ada yang tidak bisa kita
lakukan asalkan kita paham cara menjalankan kebiasaan yang betul. Kita sekarang
tahu bagaimana kebiasaan muncul, bagaimana kebiasaan berubah. Kita tahu
bagaimana membangun ulang kebiasaan yang kita inginkan, sekehendak kita. Kita
sekarang paham bagaimana hidup secara yang sehat, bekerja lebih efisien,lebih
produktif atau hidup lebih disiplin dan seterusnya.
Mengubah
kebiasaan tidak selalu mudah atau butuh waktu yang singkat, karena kebiasaan
lama sudah mengendalikan kita tanpa disadari. Namun mengubah kebiasaan itu
mungkin dan sekarang kita semua paham harus bagaimana.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.