Rabu, 04 Juni 2014

Memahami Kebiasaan


Beberapa hari lalu saya terpaksa ambil darah untuk diperiksakan ke laboratorium, karena sudah dua minggu puyeng-puyeng terus. Firasatku ternyata benar, hasilnya trigliserida dan kolesterol jelek. Saran dokter merubah pola makan dan berolah raga secara teratur, sama diberi obat dua macam untuk dua puluh hari.

Kebiasaan makan santan, gorengan dan telor, daging yang berlemak setiap hari, sulit sekali dihindari karena merupakan kesukaan. Berolah raga juga berat sekali memulainya. Dua bulan yang lalu saya membeli sepeda tujuannya untuk cari keringat setiap pagi. Baru saya pakai dua kali putaran pendek, kemudian saya lupakan, sepeda hanya bersandar di dinding.

Treadmill yang saya beli tiga tahun lalu masih tersedia di lantai atas, juga jarang dipergunakan lagi, sesekali saja anak dan isteri yang pakai, tidak rutin. Merubah kebiasaan lama, atau pun memulai kebiasaan baru, sama sulitnya. Perlu hasrat yang besar untuk merubah kebiasaan.

Sewaktu Anda bangun tadi pagi, apa yang Anda lakukan pertama kali ? Apakah Anda minum segelas air putih atau langsung segera mandi, atau memeriksa gadget Anda ? Anda menyikat gigi sesudah mandi atau sebelum mandi ? Mengikat tali sepatu kiri atau kanan terlebih dahulu ? Rute mana yang Anda tempuh setiap hari berangkat ke kantor ? 

Di dalam keseharian hidup kita, sejauh memiliki bentuk yang pasti, hanyalah sekumpulan kebiasaan. Sebagian besar yang kita buat setiap hari mungkin terasa sebagai pilihan membuat keputusan yang dipertimbangkan dengan baik, padahal sebenarnya bukan. Pilihan-pilihan itu merupakan kebiasaan. Satu makalah yang diterbitkan oleh seorang peneliti dari Duke University pada 2006 menemukan bahwa 40 persen lebih tindakan yang dilakukan orang setiap hari bukanlah keputusan sungguhan, melainkan kebiasaan.

Di kamp pelatihan militer, seorang tentara telah menyerap kebiasaan mengisi senjata, tidur di zona perang, mempertahankan fokus di tengah kekacauan pertempuran, dan mengambil keputusan saat kelelahan dan kerepotan. Kebiasaan berjalan dengan tegap, berolah raga setiap hari, berkomunikasi dengan teman-teman seasrama, dan lain-lain. Kebiasaan-kebiasaan itulah yang telah menggembleng seseorang yang sebelumnya biasa menjadi seseorang yang sama sekali berbeda.

Tidak hanya orang perorangan yang bisa melakukan pergeseran semacam itu. Ketika perusahaan berfokus mengubah kebiasaan, keseluruhan organisasi bisa berubah. Perusahaan-perusahaan besar telah menyambar wawasan itu untuk membentuk budaya bagaimana suatu pekerjaan diselesaikan, bagaimana pegawai melayani dan berkomunikasi dengan pelanggan, sehingga tanpa disadari dapat merubah bagaimana orang berbelanja.

Memahami kebiasaan adalah hal penting yang saya pelajari. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan asalkan kita paham cara menjalankan kebiasaan yang betul. Kita sekarang tahu bagaimana kebiasaan muncul, bagaimana kebiasaan berubah. Kita tahu bagaimana membangun ulang kebiasaan yang kita inginkan, sekehendak kita. Kita sekarang paham bagaimana hidup secara yang sehat, bekerja lebih efisien,lebih produktif atau hidup lebih disiplin dan seterusnya.

Mengubah kebiasaan tidak selalu mudah atau butuh waktu yang singkat, karena kebiasaan lama sudah mengendalikan kita tanpa disadari. Namun mengubah kebiasaan itu mungkin dan sekarang kita semua paham harus bagaimana.

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar