Sabtu, 21 Juni 2014

Prinsip Menang-Menang


Dalam sidang Musprov yang berlangsung minggu malam di Brebes, sempat terjadi insiden kecil saat pelaporan hasil dari sidang komisi program kerja untuk empat tahun mendatang. Pelapor mungkin tanpa sengaja menyebutkan salah satu kabupaten sebagai contoh tentang pelaksanaan kejuaraan catur yang gagal atau kurang baik. Pengurus kabupaten yang disebutkan merasa tersinggung dan menggebrak meja dengan keras dan mempertanyakan atas dasar apa dinilai seperti itu.

Sempat terjadi perdebatan cukup sengit karena masing-masing tidak mau mengalah. Akhirnya saya menengahi dengan mengatakan bahwa penanggung jawab dari penyelenggaraan adalah saya selaku ketua panitia pelaksana di provinsi. Dengan demikian, keluhan atau kritikan tersebut salah sasaran, lebih tepat ditujukan kepada saya, bukan kepada kabupaten bersangkutan.

Langkah tersebut memecahkan masalah mereka yang semuanya ingin menang, sekaligus memberi contoh bagaimana memimpin sebuah organisasi dengan mengambil alih tanggung jawab. Akibatnya, tanpa diminta membuat mereka saling memaafkan dan menyadari bahwa kita semua sedang belajar berorganisasi agar bisa lebih baik lagi ke depan.

Hal pertama yang dipikirkan orang ketika mereka mengalami masalah adalah menuntut orang lain, menggugat ke pengadilan bila perlu. Intinya, “mencapai kemenangan” dengan mengalahkan orang lain. Tetapi, pemikiran yang defensif tidak baik, tidak kreatif ataupun kooperatif. Akan menghambat pertumbuhan kita karena tidak dapat menerima masukan dari luar.

Bahkan ada sebagian orang yang memiliki paradigma keliru yang beranggapan bahwa kalau orang lain menang maka kita kalah dan sebaliknya, atau untuk menang maka orang lain harus dikalahkan. Perasaan harga diri mereka diperoleh dengan cara membandingkan diri dengan orang lain, kalau orang lain berhasil, adalah kegagalan bagi mereka.


Menang itu memang menyenangkan. Tapi ada lebih dari satu cara untuk menang. Hidup itu bukan permainan tenis yang hanya ada satu yang menang. Akan lebih menarik jika keduanya bisa menang, dengan menciptakan sesuatu yang baru yang akan membuat keduanya senang.

Kita sering beranggapan bahwa tujuan perdebatan adalah untuk mencapai kemenangan, pihak lain dikalahkan. Cobalah cara ini Anda pergunakan dengan teman dan keluarga, lalu lihatlah sejauh mana Anda dapat memelihara hubungan yang penuh kasih. Anda akan dijauhi dan disisihkan oleh mereka.
Yang amat penting buat kita adalah memiliki paradigma berkelimpahan, yaitu mempercayai bahwa sumber daya yang ada tersedia cukup banyak untuk semua orang. Pola pikir seperti ini menimbulkan kemauan untuk berbagi penghormatan, pengakuan, keuntungan, atau pengambilan keputusan. Juga akan selalu membuka kemungkinan untuk menentukan pilihan dan kreativitas yang bermanfaat bagi semuanya.

Menang-menang bukanlah teknik mengatur tingkah laku, melainkan kerangka dalam pikiran dan hati kita yang terus menerus berusaha untuk mencari manfaat bersama dalam semua interaksi kita. Pola pikir ini amat mendasar untuk semua hubungan dalam kehidupan. Inilah tiket untuk masuk ke dalam hati setiap orang. Ini adalah filosofi menyeluruh dalam semua interaksi kita.
Sikap ini muncul dari karakter yang memiliki integritas, kematangan dan paradigma yang benar, yang harus dipunyai oleh orang-orang yang ingin hidupnya luar biasa.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar