Selasa, 05 Agustus 2014

Hati-hati Berasumsi


Pemilihan kata-kata yang salah telah menimbulkan banyak peperangan, perceraian, pertengkaran dan kegagalan dalam berbisnis. Salah satunya disebabkan karena salah berasumsi sehingga muncul kesalahpahaman. Kita menerima sesuatu berdasarkan asumsi pada apa yang orang katakan atau lakukan dan sering kali kita meresponsnya sebelum ‘menguji’ kebenarannya.

Karena melihat antrian yang begitu panjang di depan meja resepsionis hotelnya, seorang manajer hotel berkata,” Kalian pasti bekerja sangat lambat, tidak memperhatikan tamu-tamu. Ada banyak orang yang bisa menggantikan kalian. Saya melewati hotel dua puluh menit lalu, dan saya melihat ada enam orang mau check in dan sepasang tamu asing mau check out. Mereka terlihat tidak begitu senang. Ini bisa jadi masalah, bukan kesalahan  yang enteng. Tamu-tamu bisa pindah ke hotel lain. Mengapa kalian tidak memonitor antriannya ? Sungguh tidak dapat dibenarkan !”

Tuduhan dalam percakapan dengan staff resepsionis tadi, tidak diperbolehkan. Mereka pasti akan bersikap defensif dan kesal karena tidak diberi kesempatan memberikan penjelasan tentang situasi yang sedang terjadi. Mungkin saja sistem reservasi pada komputer tiba-tiba mati dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menormalkan kembali. 

Mereka sama sekali tidak ditanya, untuk bisa menjelaskan sebelum ledakan amarah terjadi. Manajer hotel tersebut lebih mempermasalahkan kemungkinan kepindahan tamu-tamu ke hotel lain. Tetapi sekarang yang terjadi adalah kemungkinan para karyawan yang sakit hati, pindah ke kantor lain. Pernyataan akan lebih efektif jika kata-kata yang digunakan seperti ini :

“ Dua puluh menit lalu saya melihat antrian cukup panjang. Apakah ada masalah ?”

“ Ya, pak. Komputer di sini mati selama lima menit, akhirnya kami menangani secara manual dengan menulis di kertas saat itu. Kami mohon maaf atas ketidaklancaran ini, dan kami telah memberikan minuman permohonan maaf kepada para tamu.”

“ O, begitu. Apakah sekarang komputernya sudah jalan kembali ?”

“ Sudah, pak. Tapi kami tetap menelpon bagian IT untuk memeriksanya, akan datang sejam lagi. Kami tidak ingin hal ini terulang lagi membuat para tamu tidak nyaman dan pindah ke hotel lain.”

“ Baiklah. Terima kasih, kalau sudah dapat ditangani dengan baik.”

Mempelajari bagaimana kata-kata dapat memengaruhi pikiran dan emosi kita penting sekali, karena kita terus menerus berkomunikasi dengan orang lain dengan cara membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Memikirkan tentang bagaimana sebuah kata atau frase yang tepat dalam berkomunikasi tentu sangat berharga.

Jadi, pastikan pesan yang Anda komunikasikan disampaikan dengan kata-kata yang tepat dan juga pada waktu dan situasi yang tepat. Kata-kata tertentu mungkin saja pantas di suatu waktu atau tempat tertentu tetapi belum tentu di waktu dan tempat yang lain. Kita tidak sedang bicara tentang penipuan dengan kata-kata, namun soal persepsi, karena sebuah kata akan menimbulkan perasaan dan gambaran tertentu dalam pikiran kita.

Pikirkanlah lebih dalam lagi, ada banyak cara menyusun pernyataan-pernyataan yang lebih baik asalkan tidak berasumsi terlebih dahulu sebelum mengetahui persoalan sebenarnya.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar