Sabtu, 02 Agustus 2014

Kenali Diri Sendiri


Pada saat berusia 39 tahun, saya pernah mencoba melamar kerja ke sebuah perusahaan besar milik asing yang beroperasi di beberapa negara, salah satunya di Indonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran minyak. Saat itu, saya membaca lowongan pekerjaan tersebut di harian kompas, dan iseng mencoba mengirimkan surat lamaran dan curriculum vitae saya meski saya masih bekerja di Pertamina. 

Surat lamaran pun di respons cepat oleh mereka, dan saya harus mengikuti serangkaian test, mulai dari test akademik, wawancara teknis dan wawancara non teknis, sehingga saya harus bolak balik ke Jakarta. Satu per satu test itu ternyata dapat saya lalui dengan baik dan saya dinyatakan lulus, hanya saja kesempatan itu tidak berani saya ambil. Saya memilih kembali bekerja di tempat lama, karena memang saya tidak sungguh-sungguh berniat ingin keluar dari pekerjaan.

Pengalaman itu menjadi suatu catatan tersendiri untuk saya pribadi, karena saya jadi lebih mengenal kualitas profesi sendiri. Terus terang saya agak bangga, karena mereka sempat menawarkan bayaran dan benefit yang sangat menarik, dalam bentuk dolar bukan rupiah untuk posisi tersebut. Mengenali diri sendiri, memberikan rasa percaya diri yang tinggi pada diri saya, salah satu andil yang membawa kesuksesan di masa depan.

Suatu saat Arthur Rubinstein melihat sebuah peristiwa kecelakaan mobil dan dipanggil ke pengadilan untuk memberikan kesaksian. Di kursi saksi dia ditanya namanya, ” Nama saya Arthur Rubinstein.” Lalu dia ditanya apa pekerjaannya, dia menyatakan, “ Saya pianis terbesar di dunia.”

Setelah turun dari kursi saksi dan meninggalkan gedung pengadilan, seorang reporter segera lari menghampirinya dan berkata, “ Pak Rubinstein, apakah cara Anda tidak sedikit sombong ketika Anda menyatakan tentang siapa diri Anda di sana ?” “ Tetapi, nak, apa yang bisa saya lakukan jika saya di bawah sumpah ?”

Tidak semua orang di antara kita mempunyai gambaran yang jelas tentang keahlian kita sendiri. Jika Anda mengenal dengan jelas kemampuan diri Anda sendiri, maka Anda tahu apa yang dapat Anda kerjakan dengan baik. Anda bisa pergi ke perusahaan dengan reputasi yang bagus, minta bayaran yang lebih tinggi. Jangan melakukannya dengan bayaran rendah dan Anda berhak untuk itu.

Dengan mengenal diri sendiri secara lebih baik, akan membuat kita lebih mengetahui di mana letak kelebihan dan kekurangan kita. Dengan demikian kita bisa memperbaiki kekurangan kita, dan fokus pada kelebihan kita sebagai kekuatan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. 

Kelemahan memang  fakta yang tidak dapat dihindari dalam setiap orang, tapi kita jangan berkubang dalam kelemahan dan ketidakmampuan kita. Setiap orang memiliki kombinasi puncak dan lembah. Anda memiliki keduanya yaitu area potensi kekuatan, sekaligus area kelemahan, di mana Anda akan tampil dengan standar biasa atau rata-rata.

Apakah ini menunjukkan bahwa Anda sebagai manusia yang kurang sempurna ? Tentu saja. Namun Anda tidak usah khawatir, kita semua juga begitu. Saya mungkin kuat dalam beberapa bidang, tetapi lemah dalam ratusan bidang lainnya. Anda pun sama. Lalu kenapa faktanya hanya ada orang-orang yang kurang cakap dalam menjalankan pekerjaannya ?

Banyak orang berkutat dalam kelemahan dan sibuk memikirkan minimnya bakat dan kemampuan mereka. Mereka lupa bahwa mereka punya potensi kekuatan yang selalu dapat dikembangkan dan membantu mereka meraih keinginan. Sebaliknya mereka justru berputar-putar di area lembah, yang bukan kekuatan mereka karena kurang mengenali diri mereka sendiri.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar