Pada saat berusia 39 tahun, saya pernah mencoba melamar kerja ke sebuah perusahaan besar milik asing yang beroperasi di beberapa negara, salah satunya di Indonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran minyak. Saat itu, saya membaca lowongan pekerjaan tersebut di harian kompas, dan iseng mencoba mengirimkan surat lamaran dan curriculum vitae saya meski saya masih bekerja di Pertamina.
Surat
lamaran pun di respons cepat oleh mereka, dan saya harus mengikuti serangkaian
test, mulai dari test akademik, wawancara teknis dan wawancara non teknis,
sehingga saya harus bolak balik ke Jakarta. Satu per satu test itu ternyata
dapat saya lalui dengan baik dan saya dinyatakan lulus, hanya saja kesempatan
itu tidak berani saya ambil. Saya memilih kembali bekerja di tempat lama,
karena memang saya tidak sungguh-sungguh berniat ingin keluar dari pekerjaan.
Pengalaman
itu menjadi suatu catatan tersendiri untuk saya pribadi, karena saya jadi lebih
mengenal kualitas profesi sendiri. Terus terang saya agak bangga, karena mereka
sempat menawarkan bayaran dan benefit yang sangat menarik, dalam bentuk dolar
bukan rupiah untuk posisi tersebut. Mengenali diri sendiri, memberikan rasa
percaya diri yang tinggi pada diri saya, salah satu andil yang membawa
kesuksesan di masa depan.
Suatu
saat Arthur Rubinstein melihat sebuah peristiwa kecelakaan mobil dan dipanggil
ke pengadilan untuk memberikan kesaksian. Di kursi saksi dia ditanya namanya, ”
Nama saya Arthur Rubinstein.” Lalu dia ditanya apa pekerjaannya, dia
menyatakan, “ Saya pianis terbesar di dunia.”
Setelah
turun dari kursi saksi dan meninggalkan gedung pengadilan, seorang reporter
segera lari menghampirinya dan berkata, “ Pak Rubinstein, apakah cara Anda
tidak sedikit sombong ketika Anda menyatakan tentang siapa diri Anda di sana ?”
“ Tetapi, nak, apa yang bisa saya lakukan jika saya di bawah sumpah ?”
Tidak
semua orang di antara kita mempunyai gambaran yang jelas tentang keahlian kita
sendiri. Jika Anda mengenal dengan jelas kemampuan diri Anda sendiri, maka Anda
tahu apa yang dapat Anda kerjakan dengan baik. Anda bisa pergi ke perusahaan
dengan reputasi yang bagus, minta bayaran yang lebih tinggi. Jangan
melakukannya dengan bayaran rendah dan Anda berhak untuk itu.
Dengan
mengenal diri sendiri secara lebih baik, akan membuat kita lebih mengetahui di
mana letak kelebihan dan kekurangan kita. Dengan demikian kita bisa memperbaiki
kekurangan kita, dan fokus pada kelebihan kita sebagai kekuatan untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Kelemahan
memang fakta yang tidak
dapat dihindari dalam setiap orang, tapi kita jangan berkubang dalam kelemahan
dan ketidakmampuan kita. Setiap orang memiliki kombinasi puncak dan lembah.
Anda memiliki keduanya yaitu area potensi kekuatan, sekaligus area kelemahan,
di mana Anda akan tampil dengan standar biasa atau rata-rata.
Apakah
ini menunjukkan bahwa Anda sebagai manusia yang kurang sempurna ? Tentu saja.
Namun Anda tidak usah khawatir, kita semua juga begitu. Saya mungkin kuat dalam
beberapa bidang, tetapi lemah dalam ratusan bidang lainnya. Anda pun sama. Lalu
kenapa faktanya hanya ada orang-orang yang kurang cakap dalam menjalankan
pekerjaannya ?
Banyak
orang berkutat dalam kelemahan dan sibuk memikirkan minimnya bakat dan
kemampuan mereka. Mereka lupa bahwa mereka punya potensi kekuatan yang selalu
dapat dikembangkan dan membantu mereka meraih keinginan. Sebaliknya mereka
justru berputar-putar di area lembah, yang bukan kekuatan mereka karena kurang
mengenali diri mereka sendiri.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.