Jumat, 29 Agustus 2014

Terbanglah !


Memang tidak semua orang suka terbang.  Masih banyak orang yang takut naik pesawat, karena takut ketinggian atau pesawatnya jatuh. Tapi Anda tidak usah terlalu khawatir, karena untuk menjadi pilot pesawat tidak semudah menjadi sopir mobil. Ada jenjang atau tahapan cukup berat yang harus ditempuh sebelum benar-benar mengantongi ijin untuk menerbangkan pesawat. 

Kemampuan dan kehebatan seorang pilot, umumnya akan ditentukan oleh seberapa lama dirinya memiliki jam terbang. Makin tinggi jam terbangnya, penghargaan publik terhadap pilot tersebut juga akan semakin tinggi. Beberapa perusahaan penerbangan bahkan memberikan gaji berdasarkan jam terbang. Mungkin karena itu, ada istilah ‘jam terbang’ untuk menggambarkan ‘pengalaman’.

Menyetarakan pengalaman dengan terbang tentu karena kesulitannya. Sehingga beratnya mendapat pengalaman sama dengan beratnya terbang. Kesulitan itu menggambarkan betapa berharganya jam terbang. Ada orang yang sangat jagoan kalau di darat, bisa jadi amat penakut soal terbang. Seperti, Mohammad Ali yang menakutkan di ring tinju, ketika disuruh naik pesawat, ia yang ganti ketakutan. 

Bagi sebagian besar orang, terbang adalah keputusan yang menakutkan, tapi cuma dengan terbang jarak yang jauh mudah ditempuh, waktu yang lama dapat dipersingkat. Sementara ini cuma cara ini yang mempunyai kemampuan sebesar itu. Sangat menguntungkan dan efektif, walaupun resikonya juga tinggi, seperti berlakunya hukum ekonomi, high risk-high profit.

Anda juga mungkin pernah mendengar tentang aturan berlatih 10.000 jam yang harus dilalui untuk menjadi ahli level dunia pada bidang yang Anda tekuni. Namun perlu diingat, bahwa yang dilakukan bukan sekadar lamanya menjalani. Banyak orang yang sudah puluhan tahun bekerja melebihi jam terbang itu, tetapi tidak ahli dalam bidang apa pun. Kenapa ?

Banyak orang terjebak pada rutinitas pekerjaan, sehingga jamnya nambah tapi keahliannya tidak meningkat tajam. Mereka tidak berlatih tapi sedang menjalankan rutinitas. Biasakanlah memiliki target dan terukur, lalu mintalah umpan balik sehingga kita dapat mengetahui kemajuan kita tahap demi tahap. Berbagi pengalaman dengan ahlinya juga dapat menghemat waktu tempuh.

Untuk menjadi seorang master catur butuh latihan bertahun-tahun, itu pun kalau intensif. Saat saya belum punya jam terbang, setiap main ingin menang malah menderita kekalahan. Jadi, menempuh jam terbang itu juga sarat penderitaan. Maka, nikmatilah penderitaan itu karena kita sedang bekerja dalam rangka menempuh jam terbang, atau dalam proses menjadi ahli.

Bahkan orang yang sudah ahli pun, masih harus akrab dengan kesulitan. Tetapi percayalah, dengan menambah jam terbang kita akan semakin mahir menangani persoalan. Maka setiap kali hendak mengumpulkan pengalaman demi pengalaman yang penuh penderitaan itu, mari membayangkan buah pengalaman yang nilainya selalu akan sepadan. Semua memang layak kita lakukan.

Sama sekali membebaskan diri dari penderitaan saat menempuh jam terbang adalah sesuatu hal yang tidak mungkin. Kesakitan tetaplah kesakitan, penderitaan juga tetap penderitaan dan itu tidak dapat dilenyapkan. Satu-satunya jalan, ya kita nikmati saja. Akan selalu nampak kelegaan di wajah semua orang tanpa kecuali,  pada saat pesawat mendarat dengan selamat.

Jika mereka tidak pernah terbang, kelegaan semacam itu tak akan pernah mereka peroleh. Maka, terbanglah !


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA !
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Terima Kasih Pak Han,

    ada Pertanyaan Pak;...
    agar bisa menjadi MASTER (misalkan; MASTER CATUR), menurut Pak Handojo apakah orang tersebut harus melakukan VISUALISASI seperti yang diajarkan dalam Law of Attraction atau cukup berlatih saja . . .Terima Kasih, Sebelum-nya.

    Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada tiga syarat utama, yang pertama adalah literatur, sparing partner dan tournament. Pada masa sekarang, untuk literature dan sparing partner mungkin bisa dilakukan di rumah dengan bantuan komputer karena sudah banyak program baik online maupun off line yang tersedia. Namun turnamen tidak dapat dilakukan secara online, karena banyak faktor psikologis yang harus di alami seorang atlit untuk dapat berkembang. Pengalaman menjadi faktor yang sangat penting. Berapa banyak waktu yang dipergunakan juga dapat mempengaruhi kecepatan kemajuan. Mungkin itu gambaran kasarnya.

      Hapus