Hampir dua minggu ini, mata kanan saya bintitan entah kenapa. Pertama terasa hanya satu dan saya pikir sudah sembuh setelah saya obati sendiri, namun ternyata timbul lagi bahkan lebih parah. Cuma tinggal dua pilihan sekarang, dibiarkan saja ( kata orang bisa sembuh sendiri ) atau berangkat pergi ke dokter mata. Akhirnya, saya memutuskan memilih pergi berobat ketimbang membiarkan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan dua pilihan seperti tadi,
membiarkan sesuatu hal terjadi atau mengambil keputusan untuk bertindak
memperbaiki hal itu. Dalam kenyataannya, dengan membiarkan dan tidak bereaksi
tetap memiliki dampak. Tidak melakukan apa-apa, tetap saja sedang melakukan
sesuatu.
Jika
Anda membiarkan orang yang secara terus menerus datang terlambat tanpa pernah
ada satu pun konsekuensi, tebak apa yang seterusnya terjadi. Membiarkan
seseorang yang terus menerus mengecewakan Anda, maka perilaku tersebut akan
terus berlanjut. Membiarkan orang-orang yang memiliki kinerja rendah dalam tim
Anda, maka orang tersebut tidak mempunyai alasan berubah.
Terkadang,
orang berperilaku dikarenakan ketidaktahuannya, secara terang-terangan dan
tidak sadar akan dampak perilaku mereka terhadap orang lain. Dan hal itu tidak
akan berubah jika Anda tidak mengatakan atau melakukan sesuatu. Tapi ingat,
saat Anda mengkonfrontasi perilaku mereka, tidak serta merta memecahkan
masalah. Dalam melakukan hal itu, ada cara yang efektif dan ada yang kurang
efektif.
Dengan
‘membiarkan’ semua itu terjadi berarti kita memberikan persetujuan dengan
situasi tersebut. Dengan Anda berdiam diri berarti Anda juga telah melakukan
sesuatu. Dan ini bisa dipakai sebagai strategi yang mungkin bisa Anda gunakan
untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari sebuah hubungan.
Memilih
menyerah dalam keadaan tertentu untuk memenangkan perang secara keseluruhan
bisa menjadi sebuah strategi yang efektif. Sementara memilih untuk menjadi
tegas setiap saat terhadap setiap permasalahan bisa sangat melelahkan dan
membosankan, selain dapat memicu masalah yang lebih luas karena ada
perasaan-perasaan terluka dan merusak hubungan.
Pertanyaannya
adalah, apakah Anda senang dengan apa yang Anda diamkan saat ini ? Atau apakah
Anda hanya mengeluh tentang hal itu tapi tetap menerimanya ? Jangan mengeluh jika satu-satunya hal
yang dapat Anda lakukan adalah ‘tidak melakukan apa-apa’. Atau sebaiknya Anda berhenti diam, dan
mulai berbicara sehingga kemungkinan besar hubungan akan jauh lebih
positif.
Seperti
kejadian hari ini, saat siang masuk kantor, saya ditanya oleh manajer, “ Tadi,
staff saya sudah berpamitan mengundurkan diri, apakah ia sudah berpamitan
dengan bapak ?” “ Belum lho,jam berapa ?” tanya saya. “ Tadi jam sepuluh, ”
lanjutnya. Kemudian tampak sang manajer meraih telpon mau memberitahu staffnya
yang sudah pulang untuk pamit ke saya, tapi cepat saya cegah, “ Biarkan saja.”
Menjadi
benar-benar terbuka mengenai perasaan Anda dalam segala situasi tidak selalu
diperlukan. Anda tidak perlu selalu mengatakan apa yang ada di dalam pikiran
Anda. Terkadang Anda tidak perlu mengatakan apa pun. Mungkin ada sebuah masalah
yang sedang Anda hadapi sedangkan yang terbaik adalah membiarkan luka itu
sembuh dengan sendirinya seperti mata bintit daripada terus menerus
mengoreknya.
Kadang
perlu membiarkan sesuatu hal terjadi karena pilihan yang kita ambil secara
sadar. Bukan karena kurang berani atau karena kita tidak ingin dianggap orang
yang tidak populer melainkan karena memang mungkin lebih baik begitu.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.