Senin, 25 Agustus 2014

Penutup Lensa Kamera


Ikut tour ziarah ke Eropa dan tanah suci bersama keluarga selama tujuh belas hari sangat membahagiakan, bisa mengabadikan setiap momen indah dengan sebuah kamera baru yang sengaja kubeli sebelum keberangkatan. Saya kurang menyukai fotografi, sehingga tidak memiliki sebuah kamera yang baik, seperti kamera DLSR yang saat ini kutenteng sepanjang perjalanan. 

Perjalanan di Eropa lebih banyak ditempuh menggunakan bus sewaan yang sudah disediakan, mulai dari Roma menuju ke Paris. Perjalanan dengan bus cukup nyaman karena melalui jalan highway antar negara, apalagi setiap dua jam sopir diwajibkan berhenti dan istirahat selama dua puluh menit,  demi keselamatan. Kami bisa turun, menikmati secangkir kopi dan menghabiskan sebatang rokok.

Sampai suatu hari, perjalanan jadi terganggu, ketika saya menyadari bahwa penutup lensa kamera baruku hilang saat sudah di dalam bus. Hilangnya penutup ini benar-benar mengganggu batin saya. Bagaimana kalau lensa kamera baru saya nanti tergores ?  Gara-gara barang kecil ini seolah seperti kena musibah.  Penutup lensa model kamera ini tidak terikat tali yang terkait seperti model lain, sehingga mudah lepas. Saat berdoa pun kukeluhkan penderitaan ini kepada Tuhan.

Demikian gampang hidup saya atau bisa jadi kita semua terganggu oleh hal-hal remeh dan kecil. Seperti seorang teman yang pintu belakang mobilnya tergores paku. “ Itu kerjaan pengamen yang tak kuberi uang,” katanya dengan rahang mengeras dan mata menyala. Goresan itu benar-benar mengganggu, karena mobil itu adalah kesayangan dan kebanggannya dan sudah menjadi bagian hidupnya.

Di rumah pun ia menjadi peka. Canda tawa anak-anak hanyalah berarti kegaduhan. Kemesraan istri malah mendatangkan kebosanan, pembantu yang bergerak lambat memicu kemarahan. Hanya oleh karena goresan kecil, burung piaraan mati atau buah di pekarangan dipetik orang, betapa mudahnya kita melupakan tawa anak-anak dan kesabaran seorang istri. Inilah hebatnya kekuatan gangguan.

Menjelang hari terakhir menggunakan bus sewaan, tiba-tiba seorang ibu peserta tour yang duduk di depan mendatangi dan memberikan penutup kamera yang hilang selama beberapa hari. Ternyata hanya jatuh di dalam bus, bukan jatuh di luar ketika turun seperti perkiraanku. Hanya karena barang itu, berhari-hari kesal dan murung rasanya sia-sia karena apa yang selama ini saya anggap masalah besar ternyata bukan apa-apa.

Sepanjang perjalanan yang seharusnya penuh doa dan kebahagiaan jadi ternoda. Saya hanya dapat menyesalinya karena ternyata saya belum mampu menjadi bijak memaknai setiap persoalan dalam kehidupan ini. Tour pun berlanjut menuju Yerusalem, hari menjelang sore ketika rombongan sampai di taman Getsemani, tempat bersejarah dimana Yesus berdoa.

Taman tampak sepi, tidak ada peziarah lain, pintu gerbang waktu itu sudah tertutup, sehingga harus menunggu dibukakan terlebih dahulu. Saya berjalan paling depan ketika masuk taman, lalu berkumpul untuk mendengarkan penjelasan pemandu, ketika tanganku yang hendak berpegang pada jeruji jendela, tiba-tiba meraba sesuatu di dasar jeruji dan hatiku terkesiap. Astaga, ternyata sebuah penutup kamera seperti punyaku, sama persis!

Dengan dua tutup lensa di tangan, aku terdiam dan memejamkan mata. Katakan waktu itu penutup lensaku benar-benar hilang di perjalanan, tetap mendapatkan ganti. Soal manusia yang sedih karena kehilangan penutup lensa kamera pun masih diurus oleh Tuhan. 




Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
5 Comments

5 komentar:

  1. Terima-Kasih pak Han,

    dalam Rekaman-nya ditahun 1962 yang berjudul "How to get everything you want out of life", ada juga yang menyebutnya "How to become a millionaire", dan ada juga yang menyebutnya "The millionaire maker", saat membahas tentang PIKIRAN, ALAM SADAR dan ALAM BAWAH SADAR, Mr John Earl Shoaff mengatakan; . . .


    You know that the guardian of the gate, as the conscious mind. This guardian can at any time let any thought through to the subconscious mind it wants. Any thought at any time. We are thinking human beings. We have the capacity to think of anything, anything in this world we can think of, but we do not have the capacity to think of nothing. Now you try to imagine what nothing is. Try to get a thought of that. There is absolutely no way. So that means that we are thinking human beings and there are thoughts flying through our mind continuously. A steady flow of thoughts all the time coming through the mind. Now where do these thoughts come from? All of a sudden.

    Masih terkait dengan catatan diatas, saya melompat ke-bagian berikut-nya menjelang ditutup-nya SEMINAR, Mr John Earl Shoaff menambahkan; . . .

    But we can stop now, any time we want. And we can change that thought,

    If you don't want to think about oranges, change the thought and think about bananas, if you want.

    If you don't want to think about lack, change the thought and think about prosperity.

    If you don't want to think about hate, think about love.

    If you don't want to think of anything that is negative, put a positive idea in your head.

    You know what happens, you can analyze it and you can just dream about it and everything else, and get all these seeds planted properly(in your subconscious mind) and have all these wonderful things happen.


    Semoga Bermanfaat,

    Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.
    ========================

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentarnya, mas Nuzul. Saya hanya mau berbagi pengalaman, yang pertama adalah tentang kesahajaan saya sebagai manusia yang tidak bisa mengendalikan emosi negatif. Yang kedua, tentang betapa hebatnya doa, sehingga saya seperti ditunjukkan kekuatan sebuah doa dengan tidak hanya menemukan kembali tutup yang hilang, melainkan mendapatkan 2 tutup sekaligus !

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa !

      Hapus
    2. Iya Pak Han,Terima-kasih kembali...
      TENTU-nya apa yang Bapak alami ini sangat-Lah Luar-Biasa, sampai-sampai diabadikan juga diBLOG ini "THE POWER of PRAYER". . .dan berbicara tentang Emosi Negatif, tentunya saya sendiri-pun masih harus banyak belajar dari Orang-Orang HEBAT seperti Pak Handojo. hehe

      Saya ada Pertanyaan Pak, . . .
      Bagaimana agar saya bisa LEBIH FOKUS,LEBIH CEPAT dan LEBIH HEBAT didalam berfikir? . . . (memaksimalkan Potensi Fikiran)

      Sebelum-nya Terima-Kasih Pak...
      SALAM SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.

      Hapus
    3. Mas Nuzul, kalau yang Anda cari adalah formula 'obat mujarab' yang ajaib Anda tidak akan menemukannya. Perubahan cara berpikir tidak terjadi dengan sendirinya.Jika Anda ingin jadi pemikir yang baik Anda harus mengupayakannya, begitu Anda menjadi pemikir lebih baik maka ide-ide yang baik akan terus berdatangan.

      Albert Einstein menegaskan," Berpikir adalah pekerjaan yang sulit, itulah sebabnya mengapa begitu sedikit orang yang menjalankannya." Oleh karena itu Anda harus menggunakan apa pun untuk memperbaiki proses tersebut.

      Identifikasi prioritas Anda, karena tidak setiap bidang dalam kehidupan layak mendapatkan waktu pemikiran yang terfokus. Kesimpulannya, berikanlah perhatian Anda pada bidang-bidang yang menghasilkan buah.Lalu perhaatikan sasaran itu. Seharusnya cukup jelas untuk tetap menjadi fokus, cukup dekat untuk dicapai dan cukup membantu mengubah kehidupan.

      Menjadi pemikir yang hebat tidak begitu rumit, karena itu adalah suatu disiplin, hanya perlu mengulangi terus proses cara berpikir yang baik.
      - Carilah tempat yang baik untuk memikirkan pemikiran Anda.
      - Carilah tempat untuk menuangkan pemikiran Anda.
      - Carilah tempat untuk memperluas pemikiran Anda (tim, komunitas).
      - Carilah tempat untuk menyampaikan pemikiran Anda.
      - Carilah tempat untuk meluncurkan pemikiran Anda.

      Dengan sering terlibat dalam cara berpikir yang terfokus, lalu memanfaatkan cara berpikir yang kreatif dan melaksanakan cara berpikir yang realistis dengan menggunakan cara berpikir strategis, maka Anda pasti sudah berpikir dengan cara yang 'luar biasa'.

      Semoga penjelasan singkat ini, dapat dipahami. Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus
  2. Luar Biasa, Terima-Kasih sekali Pak atas Nasihat-nya,...
    (Komentar Pak Han Saya COPY-PASTE)

    ternyata hanya se-sederhana itu, . . . "Few simple discipline practice everyday" . . .

    Mungkin bisa saya ANALOGI-kan; . . .
    Melatih OTAK bagaikan melatih OTOT, cukup dengan DISIPLIN ber-olahraga tanpa diminta-pun OTOT akan menjadi KUAT, . . . begitu juga dengan OTAK akan menjadi HEBAT.

    Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

    BalasHapus