Banyak orang menganggap saya punya bakat memimpin. Perlu saya tegaskan, bahwa saya bukan punya bakat, hanya biasa memimpin.Mungkin karena sewaktu remaja cukup aktif dan mbeling, sehingga akrab dengan sebutan pemimpin geng. Tapi bukan kenakalan seperti geng motor yang berbau kriminal. Sebutan pemimpin tidak selalu menyenangkan malah sering mendatangkan beban.
Sebutan
itu bahkan seringkali bikin repot dan menghadirkan kesulitan. Teman saya, yang
sebutannya si badan kekar, selalu menjadi suruhan di setiap kesempatan ketika
tenaga besar menjadi kebutuhan. Kebagian lebih dulu untuk angkat-angkat atau
memindahkan barang. Kalau si jangkung, kebagian mengambilkan sesuatu atau
mencantolkan barang di tempat yang sulit dijangkau.
Yang
berbadan gemuk misalnya, karena dianggap paling doyan makan maka selalu
kebagian tugas untuk menghabiskan sisa hidangan. Karena dianggap gampang
mencari uang, maka terhadapnya banyak orang cenderung pinjam uang atau minta
sumbangan. Karena saya dianggap biasa memimpin, setiap kali kebagian jadi ketua
kegiatan atau organisasi.
Tugas
memimpin itu banyak tidak enaknya apalagi dengan menyandang anggapan tadi.
Kalau ada acara sering dianggap serba bisa, diminta jadi pembicara atau kasi
sambutan bahkan tak jarang disuruh menyanyi pula. Untuk urusan menyanyi, kalau
boleh memilih sebenarnya lebih enak jadi penonton seperti orang lapar yang
disodori hidangan, tinggal makan.
Tetapi
kalau jadi penyanyi seperti seorang koki yang harus menyiapkan masakan, jauh
sekali bedanya. Beda antara pihak yang menghibur dan yang dihibur. Tampil
menyanyi tugasnya berat, seperti koki harus membuat masakan enak. Kalau tidak
enak, pada gilirannya bukan tepuk tangan didapat, tapi tepuk jidat. Jadi,
kedudukan sebagai penonton pasti lebih menyenangkan, sama sekali tak menanggung
risiko apa-apa.
Tetapi
hidup memang tidak boleh memilih hanya apa yang kita sukai saja. Hidup kadang
menuntut kita melakukan apa yang amat dibutuhkan dalam hidup walau tidak kita
sukai. Siapa lagi yang akan melakukannya kalau bukan kita sendiri. Kerja malam
adalah hal yang tidak saya sukai, tapi terpaksa pernah saya jalani selama
bertahun-tahun. Derita memang sulit dipisahkan dari hidup kita.
Dalam
memimpin juga harus siap untuk tidak populer, karena kadang harus mengambil
keputusan yang menuai kontroversi. Soal subsidi bbm sampai sekarang masih
terkatung-katung karena tidak ada pemimpin yang berani menaikkan harga bbm.
Saya masih ingat ketika harus memphk puluhan bahkan ratusan karyawan karena
bisnis angkutan minyak menurun drastis, banyak industri beralih ke batu bara.
Keputusan yang harus dibuat walau sebenarnya sangat saya benci.
Memimpin
juga melelahkan, tetapi itu dibutuhkan untuk organisasi atau perusahaan, paling
tidak juga untuk keluarga saya. Ketika di rumah pun masih harus memimpin,
dimintai saran atau pendapat keluarga
bahkan bila perlu memutuskan begini begitu. Tidak mudah melepaskan peran
sebagai komandan rumah tangga ini. Tidak cuma urusan yang berat, kadang soal
sepele juga harus ditangani.
Pada
saat menuruti kelelahan, mungkin saya lebih banyak diam saat berada di rumah.
Mungkin agak menyebalkan karena kalau ditanya diam atau menjawab seperlunya.
Bagi yang belum tahu, pasti disangka sedang kesal, padahal tidak apa-apa, hanya
ingin istirahat saja. Televisi tidak saya nyalakan, paling saya asyik menulis
untuk kolom ini atau diam merenung.
Seisi
rumah menjadi sunyi, kemurungan juga menyelimuti karena salah satu fungsi
kepemimpinan tidak berjalan, yaitu tentang mendengarkan orang lain. Pada saat
saya sadar bahwa tugas memimpin ternyata tidak dapat ditinggalkan, maka semua
berjalan normal kembali. Walupun cuma soal sepele, yaitu ketika istri bertanya,
“ Malam ini mau makan sama apa ?” Kalau tidak dijawab, maka saya pasti
kelaparan.
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Terima kasih Pak Han,...
BalasHapusPengalaman masa muda Pak Handojo merupakan sebuah Eksplorasi,
Seperti Pak Han menemukan sebuah ladang baru, dan Pak Han jelajahi ladang itu. Kadang Pak Han menemukan sesuatu yang bagus, kadang tidak. Lalu dari eksplorasi tersebut, Pak Han menemukan banyak hal-hal yang sekarang menjadi pengalaman Pak Handojo.
Seperti kata Pak Han diatas;...
Perlu saya tegaskan, bahwa saya bukan punya bakat, hanya biasa memimpin !
Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.
Terima kasih, mas Nuzul. Anda juga pasti bisa mengeksplorasi pengalaman Anda sendiri jika mau. Budaya kita seringkali membuat kita lebih suka dicekoki ketimbang mengeksplorasi. Hasilnya, kita lebih bisa menjadi peniru daripada penemu.
HapusSalam Sukses, Hidup Luar Biasa.