Sabtu, 30 Agustus 2014

Tugas Memimpin


Banyak orang menganggap saya punya bakat memimpin. Perlu saya tegaskan, bahwa saya bukan punya bakat, hanya biasa memimpin.Mungkin karena sewaktu remaja cukup aktif dan mbeling, sehingga akrab dengan sebutan pemimpin geng. Tapi bukan kenakalan seperti geng motor yang berbau kriminal. Sebutan pemimpin tidak selalu menyenangkan malah sering mendatangkan beban.

Sebutan itu bahkan seringkali bikin repot dan menghadirkan kesulitan. Teman saya, yang sebutannya si badan kekar, selalu menjadi suruhan di setiap kesempatan ketika tenaga besar menjadi kebutuhan. Kebagian lebih dulu untuk angkat-angkat atau memindahkan barang. Kalau si jangkung, kebagian mengambilkan sesuatu atau mencantolkan barang di tempat yang sulit dijangkau.

Yang berbadan gemuk misalnya, karena dianggap paling doyan makan maka selalu kebagian tugas untuk menghabiskan sisa hidangan. Karena dianggap gampang mencari uang, maka terhadapnya banyak orang cenderung pinjam uang atau minta sumbangan. Karena saya dianggap biasa memimpin, setiap kali kebagian jadi ketua kegiatan atau organisasi.

Tugas memimpin itu banyak tidak enaknya apalagi dengan menyandang anggapan tadi. Kalau ada acara sering dianggap serba bisa, diminta jadi pembicara atau kasi sambutan bahkan tak jarang disuruh menyanyi pula. Untuk urusan menyanyi, kalau boleh memilih sebenarnya lebih enak jadi penonton seperti orang lapar yang disodori hidangan, tinggal makan. 

Tetapi kalau jadi penyanyi seperti seorang koki yang harus menyiapkan masakan, jauh sekali bedanya. Beda antara pihak yang menghibur dan yang dihibur. Tampil menyanyi tugasnya berat, seperti koki harus membuat masakan enak. Kalau tidak enak, pada gilirannya bukan tepuk tangan didapat, tapi tepuk jidat. Jadi, kedudukan sebagai penonton pasti lebih menyenangkan, sama sekali tak menanggung risiko apa-apa.

Tetapi hidup memang tidak boleh memilih hanya apa yang kita sukai saja. Hidup kadang menuntut kita melakukan apa yang amat dibutuhkan dalam hidup walau tidak kita sukai. Siapa lagi yang akan melakukannya kalau bukan kita sendiri. Kerja malam adalah hal yang tidak saya sukai, tapi terpaksa pernah saya jalani selama bertahun-tahun. Derita memang sulit dipisahkan dari hidup kita.

Dalam memimpin juga harus siap untuk tidak populer, karena kadang harus mengambil keputusan yang menuai kontroversi. Soal subsidi bbm sampai sekarang masih terkatung-katung karena tidak ada pemimpin yang berani menaikkan harga bbm. Saya masih ingat ketika harus memphk puluhan bahkan ratusan karyawan karena bisnis angkutan minyak menurun drastis, banyak industri beralih ke batu bara. Keputusan yang harus dibuat walau sebenarnya sangat saya benci.

Memimpin juga melelahkan, tetapi itu dibutuhkan untuk organisasi atau perusahaan, paling tidak juga untuk keluarga saya. Ketika di rumah pun masih harus memimpin, dimintai saran atau pendapat  keluarga bahkan bila perlu memutuskan begini begitu. Tidak mudah melepaskan peran sebagai komandan rumah tangga ini. Tidak cuma urusan yang berat, kadang soal sepele juga harus ditangani.

Pada saat menuruti kelelahan, mungkin saya lebih banyak diam saat berada di rumah. Mungkin agak menyebalkan karena kalau ditanya diam atau menjawab seperlunya. Bagi yang belum tahu, pasti disangka sedang kesal, padahal tidak apa-apa, hanya ingin istirahat saja. Televisi tidak saya nyalakan, paling saya asyik menulis untuk kolom ini atau diam merenung.

Seisi rumah menjadi sunyi, kemurungan juga menyelimuti karena salah satu fungsi kepemimpinan tidak berjalan, yaitu tentang mendengarkan orang lain. Pada saat saya sadar bahwa tugas memimpin ternyata tidak dapat ditinggalkan, maka semua berjalan normal kembali. Walupun cuma soal sepele, yaitu ketika istri bertanya, “ Malam ini mau makan sama apa ?” Kalau tidak dijawab, maka saya pasti kelaparan.


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Terima kasih Pak Han,...

    Pengalaman masa muda Pak Handojo merupakan sebuah Eksplorasi,

    Seperti Pak Han menemukan sebuah ladang baru, dan Pak Han jelajahi ladang itu. Kadang Pak Han menemukan sesuatu yang bagus, kadang tidak. Lalu dari eksplorasi tersebut, Pak Han menemukan banyak hal-hal yang sekarang menjadi pengalaman Pak Handojo.

    Seperti kata Pak Han diatas;...
    Perlu saya tegaskan, bahwa saya bukan punya bakat, hanya biasa memimpin !

    Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, mas Nuzul. Anda juga pasti bisa mengeksplorasi pengalaman Anda sendiri jika mau. Budaya kita seringkali membuat kita lebih suka dicekoki ketimbang mengeksplorasi. Hasilnya, kita lebih bisa menjadi peniru daripada penemu.

      Salam Sukses, Hidup Luar Biasa.

      Hapus