Senin, 18 Agustus 2014

Tujuh Belasan


Semua pelanggan tahu, kalau dalam setahun bengkelku Otokits hanya libur selama lima hari, yaitu hari libur lebaran selama empat hari dan setiap tanggal 17 Agustus. Sudah sejak awal buka delapan tahun yang lalu, setiap tanggal keramat itu memang diliburkan. Semua karyawan tahu tetapi tidak pernah ada yang tanya kenapa kepada saya. Siapa yang tidak suka kalau diberikan hari libur ?

Orang pasti berpikir bahwa saya sosok yang nasionalis, padahal saya juga tidak pernah ikut upacara bendera, tidak pernah pula ikut malam tuguran atau ikut acara lomba Agustusan. Setiap tahun juga diundang untuk hadir acara di kampung (karena ikut menyumbang) sama pak RT atau pak RW saja, saya malas datang. Apakah menurut Anda jadi seorang sosok yang nasionalis beneran itu mudah? 

Menurut saya sama sekali tidak mudah, apalagi bangsa kita sudah 69 tahun merdeka. Sudah banyak yang sama sekali tidak ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan, tidak ikut merasakan bagaimana dijajah. Kita hanya mendengarkan cerita-cerita, mempelajari sejarah di sekolah, itu pun belum tentu masuk ke otak, apalagi ke hati. 

Kita baru meributkan nasionalisme kalau pulau Ambalat diakui negara tetangga, atau mungkin saat kesenian asli Indonesia tiba-tiba menjadi milik bangsa lain. Tapi dalam keseharian kita, sama sekali tidak mencerminkan seorang nasionalis. Nasionalisme kita hanya keluar saat kepepet atau tersakiti. Saya maklum, karena kita hanya pewaris kemerdekaan, bukan pelaku.

Beberapa bulan lalu saya diminta tampil membahas nasionalisme konsumen untuk produk pelumas Pertamina di depan para grosir, bengkel dan toko, tujuannya adalah agar supaya mereka lebih mementingkan menjual dan memakai produksi dalam negeri daripada merk lain. Sesungguhnya saya malu hati, karena saya baru dapat bicara tetapi tidak dapat menjalankan.

Ketika saya meminta mereka loyal dengan produk pelumas Pertamina, saya  masih menggunakan pelumas buatan Jepang untuk dua mobil import saya. Mungkin saya bisa berdalih, bahwa mesinnya rusak kalau tidak pakai pelumas buatan Jepang. Yang jelas, tidak mudah untuk menjadi orang yang menjalankan apa yang dikatakannya atau mengamalkan apa yang diajarkannya. Masalah integritas.

Meskipun saya bukan nasionalis, tapi saya cinta negeri ini, saya cinta Indonesia. Apakah karena kita lahir, sekolah, cari makan dan jatuh cinta sama orang Indonesia, orang tua asli Indonesia sehingga kita perlu mencintai Indonesia ? Mencintai adalah masalah hati, masalah pilihan yang kita lakukan secara sadar, yang menghasilkan keinginan untuk memberi kepada Indonesia, apa pun itu. Yang tahu jawabannya hanya diri kita sendiri.

Sebagai orang yang cinta negeri ini, saya memang tidak dapat memberikan pengorbanan jiwa raga bagi negara dan bangsa seperti orang lain, karena saya hanya seorang pengusaha. Namun saya sudah berjanji dalam hati untuk selalu ikut ambil bagian, paling tidak  akan menyediakan lapangan-lapangan kerja baru bagi saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, karena hanya itu yang sementara ini bisa saya lakukan.

Biarlah setiap tanggal 17 Agustus bengkel saya libur menjadi tradisi setiap tahun sebagai bukti kecil kecintaanku dengan caraku sendiri, karena saya sangat menghormati tanggal itu, hari kemerdekaan bangsaku yang setiap tahun hanya dapat saya ikuti di layar televisi, tidak di lapangan seperti mereka yang punya kesempatan untuk itu. Dan biarlah libur itu berlaku selama saya masih hidup, saya senang, karyawan pun senang. Dirgahayu, Indonesiaku tercinta !


Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar