Semua pelanggan tahu, kalau dalam setahun bengkelku Otokits hanya libur selama lima hari, yaitu hari libur lebaran selama empat hari dan setiap tanggal 17 Agustus. Sudah sejak awal buka delapan tahun yang lalu, setiap tanggal keramat itu memang diliburkan. Semua karyawan tahu tetapi tidak pernah ada yang tanya kenapa kepada saya. Siapa yang tidak suka kalau diberikan hari libur ?
Orang
pasti berpikir bahwa saya sosok yang nasionalis, padahal saya juga tidak pernah
ikut upacara bendera, tidak pernah pula ikut malam tuguran atau ikut acara
lomba Agustusan. Setiap tahun juga diundang untuk hadir acara di kampung
(karena ikut menyumbang) sama pak RT atau pak RW saja, saya malas datang.
Apakah menurut Anda jadi seorang sosok yang nasionalis beneran itu mudah?
Menurut
saya sama sekali tidak mudah, apalagi bangsa kita sudah 69 tahun merdeka. Sudah
banyak yang sama sekali tidak ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan, tidak ikut
merasakan bagaimana dijajah. Kita hanya mendengarkan cerita-cerita, mempelajari
sejarah di sekolah, itu pun belum tentu masuk ke otak, apalagi ke hati.
Kita
baru meributkan nasionalisme kalau pulau Ambalat diakui negara tetangga, atau
mungkin saat kesenian asli Indonesia tiba-tiba menjadi milik bangsa lain. Tapi
dalam keseharian kita, sama sekali tidak mencerminkan seorang nasionalis.
Nasionalisme kita hanya keluar saat kepepet atau tersakiti. Saya maklum, karena
kita hanya pewaris kemerdekaan, bukan pelaku.
Beberapa
bulan lalu saya diminta tampil membahas nasionalisme konsumen untuk produk
pelumas Pertamina di depan para grosir, bengkel dan toko, tujuannya adalah agar
supaya mereka lebih mementingkan menjual dan memakai produksi dalam negeri
daripada merk lain. Sesungguhnya saya malu hati, karena saya baru dapat bicara
tetapi tidak dapat menjalankan.
Ketika
saya meminta mereka loyal dengan produk pelumas Pertamina, saya masih menggunakan pelumas buatan
Jepang untuk dua mobil import saya. Mungkin saya bisa berdalih, bahwa mesinnya
rusak kalau tidak pakai pelumas buatan Jepang. Yang jelas, tidak mudah untuk
menjadi orang yang menjalankan apa yang dikatakannya atau mengamalkan apa yang
diajarkannya. Masalah integritas.
Meskipun
saya bukan nasionalis, tapi saya cinta negeri ini, saya cinta Indonesia. Apakah
karena kita lahir, sekolah, cari makan dan jatuh cinta sama orang Indonesia,
orang tua asli Indonesia sehingga kita perlu mencintai Indonesia ? Mencintai
adalah masalah hati, masalah pilihan yang kita lakukan secara sadar, yang
menghasilkan keinginan untuk memberi kepada Indonesia, apa pun itu. Yang tahu
jawabannya hanya diri kita sendiri.
Sebagai
orang yang cinta negeri ini, saya memang tidak dapat memberikan pengorbanan
jiwa raga bagi negara dan bangsa seperti orang lain, karena saya hanya seorang
pengusaha. Namun saya sudah berjanji dalam hati untuk selalu ikut ambil bagian,
paling tidak akan
menyediakan lapangan-lapangan kerja baru bagi saudara-saudara kita sebangsa dan
setanah air, karena hanya itu yang sementara ini bisa saya lakukan.
Biarlah
setiap tanggal 17 Agustus bengkel saya libur menjadi tradisi setiap tahun
sebagai bukti kecil kecintaanku dengan caraku sendiri, karena saya sangat
menghormati tanggal itu, hari kemerdekaan bangsaku yang setiap tahun hanya
dapat saya ikuti di layar televisi, tidak di lapangan seperti mereka yang punya
kesempatan untuk itu. Dan biarlah libur itu berlaku selama saya masih hidup,
saya senang, karyawan pun senang. Dirgahayu, Indonesiaku tercinta !
Salam
SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.