Beberapa hari yang lalu saya menulis artikel yang berjudul “Bukan
untuk semua orang”. Ternyata hari ini saya menghadapi situasi seperti didalam
artikel tersebut. Hari ini saya bersama tim SPBU Bintang memanggil tiga orang
pejabat sementara pengawas yang sebelumnya adalah operator-operator terbaik
terpilih, yang kami berikan kesempatan promosi. Rencananya hari ini mereka
diundang karena akan diangkat secara resmi menjadi seorang pengawas setelah
melalui masa percobaan beberapa bulan. Acara
pengangkatan tidak berjalan mulus sesuai dengan harapan kami, karena ada salah
satu peserta yang mengundurkan diri walaupun dinyatakan lulus sebagai seorang
pengawas, memilih tidak dipromosikan dan kembali menjadi seorang operator. Setelah
menjalani pekerjaan sebagai pengawas selama beberapa saat, ia merasa tidak siap
untuk menjalaninya.
Di lapangan tenis, tampak dua anak sebaya sedang berlatih
dengan serius, tampak dari wajahnya yang penuh semangat sambil mengikuti
instruksi-instruksi yang diberikan pelatihnya. Setelah beberapa saat diamati,
ternyata si pelatih memberikan perhatian lebih pada salah satu anak tersebut
dikarenakan anak itu kelihatan lebih berbakat, lebih cepat memahami dan
merespons segala sesuatu yang diberikan oleh pelatihnya. Namun anak satunya meskipun agak lambat
mempunyai kelebihan lain yaitu semangat yang tidak pernah kendur. Dia terus
berlatih dan pantang menyerah, meskipun pelatihnya mengatakan hal yang
mengecilkan hati bahwa ia tidak berbakat dan tidak mungkin menjadi seorang pemain
tenis yang hebat.
Suatu saat, turnamen tenis yunior digelar di kota itu yang
diikuti oleh beberapa puluh anak-anak, kedua anak itu pun diikutkan oleh
pelatihnya. Seperti yang diduga oleh banyak orang, maka anak yang berbakat
itulah yang menjadi pemenang dalam kejuaraan itu. Anak yang satu nya tidak
mampu untuk bersaing, bahkan hanya mampu lolos ke babak ketiga. Demikian pula
pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya di kota lain, selalu dimenangkan oleh si
anak berbakat itu.
Tahun demi tahun pun berlalu, pada saat kedua anak itu menjadi
remaja usia 15 tahun, tiba-tiba si anak berbakat berhenti bermain tenis, dan
lenyap begitu saja. Namun si anak yang kurang berbakat tetap tekun berlatih,
karena dia sudah menentukan pilihan hidupnya. Ia berlatih siang malam sampai
telapak tangannya berdarah-darah, menggenggam erat mimpinya suatu saat akan
menjadi seorang juara. Usahanya tidak sia-sia, pada usia 23 tahun, dia akhirnya
menjadi pemain nomor satu dunia yang tekenal karena kehebatannya yang bertumpu
pada kekuatan dan pukulan puntiran dari base line. Dia adalah Ivan Lendl, pemuda asal Ceko yang
kurang berbakat, yang telah memenangkan turnamen Grand Slam sebanyak delapan
kali dari tahun 1983 sampai tahun 1990.
Sahabat-sahabatku yang luar biasa,
Hidup adalah pilihan. Oleh karena itu, tentukan pilihan yang akan
kita buat. Memang akan banyak rintangan yang datang, tapi kita kembalikan ke
diri kita masing-masing. Apabila kita yakin, dan mau tekun bekerja keras, tentu
akan membawa keberhasilan. Sering kali kita diberi kemudahan, seperti anak yang
berbakat ataupun operator tadi , tapi kita memilih hidup yang lain. Sebaliknya
anak yang menurut pelatihnya tidak akan mungkin berhasil, dia telah memilih
untuk menjadi seorang pemenang sejak dia masih anak-anak. Masih tidak mau memilih
jadi seorang pemenang ? Pikirkanlah...
Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA.