Selasa, 29 Oktober 2013

Makna Sebuah Sumpah


Kemarin tepat tgl 28 oktober 2013 adalah peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 85. Begitu membanggakan, terasa sakral setiap kali kita mengikuti upacara mengenang kehebatan pemuda-pemudi bangsaku pada jaman itu, bangsa yang besar, bangsa yang gagah berani dan bermartabat.

Seminggu yang lalu, saya sempat ke pengadilan mengurus surat akta yang perlu ditetapkan oleh pengadilan untuk ke absahannya, sehingga saya terpaksa, untuk yang pertama kalinya memasuki ruang sidang. Ada dua kursi di depan meja hakim, untung menggunakan ruang sidang kecil sehingga mengurangi rasa seram , pikir saya. Lebih untung lagi urusannya perdata dan saya bersama istri sebagai pemohon, bukan sebagai terdakwa. Kami menyaksikan dua orang saksi yang kemudian diambil sumpahnya, sebelum mereka ditanyai oleh hakim ketua sidang, salah seorang dengan menggunakan Alquran dan seorang lagi menggunakan Alkitab sesuai dengan iman kepercayaaannya.

Semua pejabat dan penguasa di negeri ini juga diambil sumpah jabatan di bawah Alquran atau memegang Alkitab pada saat pelantikan, tetapi kenapa hampir sebagian besar pejabat melanggar sumpahnya dan melakukan perbuatan kotor, terutama korupsi. Jangan-jangan sumpah yang mereka lakukan hanya dianggap seremonial saja hanya formalitas, mereka tidak peduli lagi bahwa sumpahnya harus dipertanggung jawabkan dunia akhirat, terhadap masyarakat dan di hadapan Allah kelak.

Secara pribadi, saya pernah bersumpah dalam hati ketika pertama kali masuk bekerja, bahwa saya akan menjadi pengusaha pada usia 45 tahun, ternyata pada tahun 2002 tepat saya berusia 45 tahun, saya keluar dari Pertamina mengambil pensiun dini dan menjadi seorang pengusaha.

Saya juga pernah bersumpah pada diri sendiri pada tahun 1993, saya katakan mau memberi makan kanguru di habitatnya, di depan teman-teman kantor dan dianggap menggelikan pada saat itu karena saya masih pegawai rendahan yang hampir mustahil untuk pergi keluar negeri. Kemudian pada tahun 2009 saya ke Australia secara tidak disengaja karena memperoleh tiket gratis dari Pertamina, walau saya sudah melupakan sumpah itu.


Sahabat-sahabatku yang luar biasa,

Sumpah itu tidak boleh sembarang terucap, ada yang mengetahui kebenarannya yaitu diri kita sendiri dan Tuhan Yang Maha Tahu. Apalagi yang melibatkan orang lain, menurut saya dosanya akan berlipat ganda apabila kita tidak menepati sumpah janji kita, dunia akhirat hukumnya. Jadi, orang yang berani bersumpah sebaiknya orang yang mempunyai integritas tinggi, ketaatan pada prinsip moral dan etika. Integritas bukan untuk dijual. Apabila kita berani melanggar sumpah, rasanya kita tidak layak disebut bermartabat, maka berhati-hatilah.

Kita boleh melakukan sumpah pribadi, asalkan untuk tujuan yang positif, yang membawa kebaikan dan kemuliaan, supaya kita termotivasi, karena sumpah juga bisa dipergunakan untuk mendorong dan memacu kita menggapai kesuksesan. Selamat hari Sumpah Pemuda, semoga kita semua tetap berjiwa muda, hehehe...setuju ?

Salam SUKSES, HIDUP LUAR BIASA. 
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. setelah membaca cerita dari pak Handojo ini, saya menemukan fungsi sumpah yang tadinya saya kira hanya sebagai janji atau ikrar, ternyata sumpah juga dapat berfungsi sebagai doa, tergantung bagaimana kita menyikapi dengan ketulusan hati dan keyakinan saat kita bersumpah.

    Selamat Hari Sumpah Pemuda.

    BalasHapus